Bengkulu (Antara Bengkulu) - Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bengkulu mencatat hingga kini tercatat 2.000 orang yang memanfaatkan jasa konseling dan tes HIV/AIDS di RSUD M Yunus, Bengkulu.

"Sejak pos `Volunteer Conseling Test` dibuka, sudah ada 2.000 orang yang menggunakan jasa konseling dan tes HIV," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bengkulu Abdi Setia Kusuma saat menggelar rapat koordinasi penguatan kapasitas tim Pemutusan Melalui Transmisi Seksual (PMTS), Rabu.

Ia mengatakan saat ini jumlah penderita HIV/AIDS di Bengkulu mencapai 480 orang.

Jumlah tersebut diyakini bukan angka sesungguhnya sebab kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es dimana yang muncul ke permukaan hanya sebagian kecil.

Ditambahkannya, di Indonesia saat ini, angka pengunaan kondom sebagai pencegah penularan HIV/AIDS hanya 20 persen.

"Angka ini sangat kecil sehingga pemutusan melalui transmisi seksual ini perlu terus ditingkatkan," katanya.

Rapat koordinasi dikuti peserta dari berbagai lembaga dan instansi antara lain KPA Kota Bengkulu, Lembaga Kesehatan Nahdatul Ulama dan Dinkes Provinsi Bengkulu.

Pada gelombang pertama, penguatan kapasitas dihadiri tokoh-tokoh agama antara lain dari NU, Muhammdiyah dan MUI.

Gelombang kedua akan diikuti pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu beserta pimpinan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah itu.

"Serikat pekerja seluruh Indonesia cabang Bengkulu dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu serta pemilik usaha hiburan juga disertakan," ujarnya.

Ia mengatakan melalui rapat koordinasi tersebut peserta, terutama tokoh agama dapat meluruskan dan mensosialiasikan kepada warga tentang anggapan bahwa KPA membagi-bagi kondom secara gratis.

Padahal kata dia, pembangian kondom hanya untuk orang yang beresiko tinggi seperti di lokaliasi Pulau Baai Kota Bengkulu.

Sedangkan untuk peserta dari pihak perusahaan dan pekerja atau buruh lebih kepada penyadaran tentang resiko tertular HIV dan AIDS.

"Kepada pemilik usaha hiburan malam juga diimbau agar tidak menyediakan layanan seks terhadap tamunya," katanya.

Bagi masyarakat umum juga diimbau agar tidak memberikan stigma buruk dan mengucilkan korban HIV/AIDS atau oang dengan HIV/AIDS (ODHA). (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013