Ketua Bidang Kemaritiman, Pertanian, Kehutanan & Lingkungan Hidup BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Robert Muda Hartawan menceritakan berbagai upaya dilakukan para pengusaha hortikultura agar bisa melakukan ekspor di tengah pandemi COVID-19, diantara sewa pesawat untuk bisa ekspor.
Robert yang juga eksportir buah dan sayuran dari PT Lumbung Pangan Internasional ini menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 turut menurunkan kinerja ekspor terutama pada bulan Maret-Juni 2020 lalu karena pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) di negara tujuan, serta berhentinya operasional pesawat terbang sementara.
Namun demikian, kegiatan ekspor masih berjalan walaupun volumenya tidak sebanyak kondisi normal. Bahkan, para eksportir buah dan sayur sampai menyewa pesawat khusus untuk mengirim komoditas pertanian tersebut ke luar negeri.
"Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian mencoba membantu teman-teman sempat charter pesawat khusus para eksportir untuk dikirim ke Dubai. Ramai-ramai gitu mencari pembeli. Itu upaya yang harus dilakukan," kata Robert dalam diskusi virtual yang digelar BNPB di Jakarta, Selasa.
Robert tidak menampik bahwa para pelaku usaha dan eksportir hortikultura, khususnya buah dan sayur, harus mencari strategi agar komoditas ini dapat diserap oleh pembeli.
Karena sifatnya yang mudah rusak, pengusaha sayur dan buah dituntut untuk terus berinovasi untuk melakukan penjualan, antara lain melalui kemitraan dengan e-commerce, hingga pemasaran produk parsel buah.
"Kami yang biasanya ekspor manggis harus kreatif. Kita coba membuah parsel buah-buahan, tergantung 'season', misalnya waktu Lebaran kita buat parsel buah agar terserap, jadi kami mencoba jual lokal," kata Robert.
Ia menambahkan para pengusaha di bawah naungan HIPMI juga terus mengkampanyekan untuk membeli produk-produk lokal.
Seperti diketahui, PDB pertanian tumbuh sebesar 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q). Bahkan, sektor pertanian (year on year) tetap berkontribusi positif sebesar 2,19 persen di tengah perekonomian Indonesia yang mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen pada kuartal II-2020.
Pertumbuhan sektor pertanian disebabkan karena kontribusi sub tanaman pangan sebesar 34,77 persen; hortikultura 21,75 persen dan perkebunan 23,46 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Robert yang juga eksportir buah dan sayuran dari PT Lumbung Pangan Internasional ini menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 turut menurunkan kinerja ekspor terutama pada bulan Maret-Juni 2020 lalu karena pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) di negara tujuan, serta berhentinya operasional pesawat terbang sementara.
Namun demikian, kegiatan ekspor masih berjalan walaupun volumenya tidak sebanyak kondisi normal. Bahkan, para eksportir buah dan sayur sampai menyewa pesawat khusus untuk mengirim komoditas pertanian tersebut ke luar negeri.
"Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian mencoba membantu teman-teman sempat charter pesawat khusus para eksportir untuk dikirim ke Dubai. Ramai-ramai gitu mencari pembeli. Itu upaya yang harus dilakukan," kata Robert dalam diskusi virtual yang digelar BNPB di Jakarta, Selasa.
Robert tidak menampik bahwa para pelaku usaha dan eksportir hortikultura, khususnya buah dan sayur, harus mencari strategi agar komoditas ini dapat diserap oleh pembeli.
Karena sifatnya yang mudah rusak, pengusaha sayur dan buah dituntut untuk terus berinovasi untuk melakukan penjualan, antara lain melalui kemitraan dengan e-commerce, hingga pemasaran produk parsel buah.
"Kami yang biasanya ekspor manggis harus kreatif. Kita coba membuah parsel buah-buahan, tergantung 'season', misalnya waktu Lebaran kita buat parsel buah agar terserap, jadi kami mencoba jual lokal," kata Robert.
Ia menambahkan para pengusaha di bawah naungan HIPMI juga terus mengkampanyekan untuk membeli produk-produk lokal.
Seperti diketahui, PDB pertanian tumbuh sebesar 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q). Bahkan, sektor pertanian (year on year) tetap berkontribusi positif sebesar 2,19 persen di tengah perekonomian Indonesia yang mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen pada kuartal II-2020.
Pertumbuhan sektor pertanian disebabkan karena kontribusi sub tanaman pangan sebesar 34,77 persen; hortikultura 21,75 persen dan perkebunan 23,46 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020