Pembangunan tiga bangsal pascapanen komoditas hortikultura di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terancam batal dilaksanakan tahun 2024. Penyebabnya? Produksi cabai merah dan bawang di daerah ini belum mampu memenuhi kapasitas bangsal sebesar 200 ton!
"Secara teknis pengembangan kawasan holtikultura cabai dan bawang di kawasan Mukomuko tidak bisa dipenuhi oleh kelompok penerima manfaat," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Hari Mastaman, di Mukomuko, Senin.
Dana Besar, Produksi Minim
Pemerintah Kabupaten Mukomuko menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tematik sebesar Rp19,3 miliar untuk tahun 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp9,7 miliar dialokasikan untuk pembangunan dua bangsal bawang dan satu bangsal cabai. Namun, dengan produksi yang tidak memadai, rencana ini terancam gagal.
Kesulitan Jalin Kerjasama
Hari Mastaman juga menyatakan bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan sentra-sentra bawang dan cabai di daerah lain, sehingga pembangunan bangsal pasca-panen tidak direkomendasikan.
"Saat ini Kabupaten Mukomuko baru berusaha dan belajar mengembangkan tanaman holtikultura itu. Kalau demplot boleh lah, tapi kita bukan daerah besar penghasil dua komoditi itu seperti Solo," kata dia.
Pembangunan yang Dipertanyakan
Hari menambahkan, "Pembangunan gedung sebesar itu nanti dipertanyakan, dan jangan sampai gedung itu tidak bermanfaat."
Menurutnya, paket DAK harus disesuaikan dengan kesesuaian teknis kegiatan.
Usulan yang Tidak Sesuai
Prediksinya, usulan daerah ini sebenarnya untuk pengembangan bawang, namun yang diterima adalah menu DAK yang tidak sesuai kebutuhan.
"Daerah ini ingin pengembangan budi daya seperti bantuan pengadaan benih dan sarana dan prasarana lain," jelasnya.
Konsultasi untuk Solusi
Terkait permasalahan ini, kepala dinas dan kepala bidang tengah berkonsultasi mengenai kesesuaian petunjuk teknis pelaksanaannya.
"Secara teknis pengembangan kawasan holtikultura cabai dan bawang di kawasan Mukomuko tidak bisa dipenuhi oleh kelompok penerima manfaat," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Hari Mastaman, di Mukomuko, Senin.
Dana Besar, Produksi Minim
Pemerintah Kabupaten Mukomuko menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tematik sebesar Rp19,3 miliar untuk tahun 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp9,7 miliar dialokasikan untuk pembangunan dua bangsal bawang dan satu bangsal cabai. Namun, dengan produksi yang tidak memadai, rencana ini terancam gagal.
Kesulitan Jalin Kerjasama
Hari Mastaman juga menyatakan bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan sentra-sentra bawang dan cabai di daerah lain, sehingga pembangunan bangsal pasca-panen tidak direkomendasikan.
"Saat ini Kabupaten Mukomuko baru berusaha dan belajar mengembangkan tanaman holtikultura itu. Kalau demplot boleh lah, tapi kita bukan daerah besar penghasil dua komoditi itu seperti Solo," kata dia.
Pembangunan yang Dipertanyakan
Hari menambahkan, "Pembangunan gedung sebesar itu nanti dipertanyakan, dan jangan sampai gedung itu tidak bermanfaat."
Menurutnya, paket DAK harus disesuaikan dengan kesesuaian teknis kegiatan.
Usulan yang Tidak Sesuai
Prediksinya, usulan daerah ini sebenarnya untuk pengembangan bawang, namun yang diterima adalah menu DAK yang tidak sesuai kebutuhan.
"Daerah ini ingin pengembangan budi daya seperti bantuan pengadaan benih dan sarana dan prasarana lain," jelasnya.
Konsultasi untuk Solusi
Terkait permasalahan ini, kepala dinas dan kepala bidang tengah berkonsultasi mengenai kesesuaian petunjuk teknis pelaksanaannya.