Bengkulu (Antara) - Banjir menjadi momok setiap tahunnya bagi warga Kota Bengkulu khususnya warga Kelurahan Rawa Makmur Peramai, Semarang, Surabaya, serta warga Tanjung Agung dan sekitarnya, namun sampai saat ini belum ada tindakan yang berarti serta terkesan lambat dari Pemerintah Kota Bengkulu untuk penanganannya.

"Kita belum membangun drainase serta memperbaiki gorong-gorong seperti di Jalan Rawa Makmur Permai karena status jalan tersebut tidak jelas, apakah tanggung jawab kota atau provinsi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Darmawansyah, saat 'hearing' dengan Komisi II DPRD Kota Bengkulu tentang rencana kegiatan PU untuk tahun 2013, Senin.

Dia mengatakan akan melakukan pengerjaan serta perbaikan jika status jalan tersebut merupakan tanggung jawab Dinas PU Kota Bengkulu.

Ia menjelaskan, dahulu di Jalan Kalimantan ada 11 gorong-gorog untuk aliran air, tetapi yang berfungsi saat ini cuma 6, yang 5 itu sudah tertutup karena pembangunan ruko.

Ketua Komisi II DPRD Kota Bengkulu Leni Haryati John Latief mengatakan Dinas PU Kota Bengkulu harus secepatya berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi untuk menentukan status jalan yang menjadi tanggung jawab Kota Bengkulu agar pembangunan serta pemeliharaan jalan dan drainase secepatnya terlaksana.

"Perhatikan bahu dan drainase jalan karena cepat rusak, jangan sampai sudah ada banjir baru ada tindakan," kata dia.

Leni mengatakan masyarakat Bengkulu tidak melihat serta tidak tahu tentang permasalahan administratif tetapi hanya tahu hasil fisik yang telah dikerjakan pemerintah.

"Masyarakat tidak tahu itu jalan provinsi atau jalan kota, jangan sampai masyarakat menilai pemerintah tidak berbuat apa-apa karena masalah seperti status jalan tidak jelas," kata dia. *

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013