Musi Rawas (Antara Bengkulu) - Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, tahun ini akan membangun 18 unit sumur bor guna mengatasi  kekeringan  sawah yang kerap terjadi di daerah itu.

"Sumur bor yang akan dibangun ini bertujuan untuk membantu petani terutama di daerah yang  tidak kebagian air irigasi, dengan harapan mereka dapat menanam padi dan tidak mengalih fungsikan lahan mereka menjadi usaha lain," kata Kepala Bidang Produksi pada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas, Tohirin, Jumat.

Sumur yang akan dibangun tersebut kata dia, meliputi sejumlah desa di Kecamatan Tugumulyo, kemudian di Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Muara Kelingi.

Untuk lokasi di Kecamatan Tugumulyo dan Purwodadi, dibangun lantaran beberapa desa di hilir saluran irigasi Kelingi sejak beberapa tahun belakangan tidak kebagian air irigasi dan terancam beralih fungsi.

Hal yang sama juga terjadi pada puluhan hektare sawah di Desa Karya Mukti, Kecamatan Muara Kelingi, akibat tidak berfungsinya cek dam irigasi desa.

Pembangunan sumur bor untuk desa-desa yang sawahnya tidak kebagian air irigasi di daerah itu tambah dia, mengingat terbatasnya anggaran yang diterima pihaknya maka pada tahap awal baru bisa dibangun sebanyak 18 unit. Sedangkan untuk daerah lainnya akan dilaksanakan pada 2014 mendatang.

Sebelumnya sebanyak 1.940 hektare sawah petani dalam beberapa kecamatan di Kabupaten Musi Rawas, tahun ini gagal melakukan cocok tanam akibat kebagian air irigasi, pada hal sebelumnya sawah ini masih bisa ditanami dengan mengandalkan air irigasi kendati suplaynya tidak normal ditambah air hujan namun kali ini mereka tidak bisa sama sekali berocok tanam akibat pengairan yang tidak sampai ke sawah petani.

Sawah yang tidak bisa ditanami padi itu di sejumlah desa dalam Kecamatan Muara Beliti, kemudian Tugumulyo, Purwodadi, Sumber Harta, Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas dan Kecamatan Megang Sakti.

Keringnya sawah petani daerah itu, akibat tidak meratanya pembagian air irigasi Kelingi yang menjadi sumber pengairan utama setempat. Maraknya pembukaan usaha kolam air deras serta debit air yang menyusut saat musim kemarau sekarang ini, mengakibatkan air tidak mengaliri hingga ke bagian hilir saluran irigasi.

Masalah kekeringan sawah itu tambah dia, menjadi permasalahan pihaknya sejak 10 tahun belakangan, kendati sudah berulangkali mereka sampaikan ke pemkab setempat agar dilakukan penanganan serius agar sawah yang kekeringan tidak beralih fungsi akan tetapi tidak pernah selesai.

"Rehabilitasi  berat saluran irigasi Kelingi selama tujuh bulan yang dilakukan dari April hingga November 2012 lalu, dengan menelan dana APBN mencapai Rp50 miliar tidak menyelesaikan masalah.

Rehabilitasi hanya dilakukan dengan menambal sulam bangunan tetapi bukan menutup saluran irigasi yang peruntukkannya disalahgunakan untuk usaha kolam air deras," katanya.

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013