Banjarnegara (Antara Bengkulu) - Kepala Sekolah Dasar Negeri Kepakisan 1 Suprayitno mengharapkan anak-anak yang turut mengungsi bersama orangtuanya akibat gempa di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, sejak Jumat (19/4) malam, dapat segera kembali bersekolah.
"Berdasarkan pantauan kami pada hari Sabtu (27/4), masih banyak anak pengungsi yang belum kembali bersekolah. Bahkan khusus kelas 6, dari total 38 siswa, sebanyak 10 anak di antaranya belum masuk sekolah," katanya di Banjarnegara, Minggu.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan komite sekolah untuk memberi pengarahan kepada orang tua siswa agar anak-anak mereka bisa masuk sekolah pada hari Senin (29/4).
Sebagian siswa SDN Kepakisan 1 yang belum kembali bersekolah, lanjut dia, masih mengungsi bersama orang tuanya di luar Desa Kepakisan.
Terkait persiapan ujian nasional bagi siswa kelas 6, dia mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan tambahan pelajar dalam beberapa hari ke depan.
"Kami akan berikan semacam les untuk memacu kemampuan siswa dalam menghadapi ujian nasional," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara terkait persiapan ruangan untuk pelaksanaan ujian nasional yang akan digelar pada 6--8 Mei 2013.
Menurut dia, Seksi Sarana dan Prasarana Dindikpora Banjarnegara telah datang ke SDN Kepakisan 1 guna menyiapkan lokasi ujian.
"Tempat ujian akan menggunakan ruangan yang masih dapat digunakan, sehingga tidak di tenda," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, ada satu ruangan yang tidak mengalami kerusakan dan satu ruangan yang sebenarnya masih dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar namun dengan penuh risiko.
"Kita akan gunakan dua ruangan itu untuk ujian meskipun yang satunya berisiko sehingga harus tetap waspada. Semoga tidak ada gempa lagi," katanya.
Saat ditemui di tenda pengungsian Lapangan Desa Kepakisan, salah satu siswa kelas 6 SDN Kepakisan 1, Alif mengaku tidak nyaman kalau harus belajar di tenda.
"Kami tidak mungkin belajar di ruang kelas, karena ruangannya rusak. Kami juga merasa tegang," katanya.
Kendati harus tinggal di tenda pengungsian, dia mengaku tetap belajar guna persiapan menghadapi ujian nasional.
"Saya siap untuk mengikuti ujian," katanya.
Salah seorang anggota Korps Sukarelawan Remaja Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Cabang Banjarnegara, Hakim mengatakan bahwa para relawan PMI Banjarnegara dan Purbalingga yang bertugas di tenda pengungsian Lapangan Desa Kepakisan terus berusaha mengajak anak-anak pengungsi untuk tetap belajar.
"Kami juga mengajak mereka untuk bermain dan berolahraga agar tidak jenuh selama di pengungsian. Kegiatan ini rutin kami lakukan sebagai 'trauma healing' (penyembuhan trauma, red.) bagi anak-anak agar kondisi psikologi mereka segera pulih," katanya.
Seperti diwartakan, bangunan SDN Kepakisan 1 mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang mengguncang Dataran Tinggi Dieng pada Jumat (19/4) malam karena dari 10 ruangan yang ada, tujuh lokal rusak berat.
Selain itu, kerusakan juga terjadi pada bangunan perpustakaan, WC, dan dua rumah dinas guru.
Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu dilaksanakan di tenda.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Berdasarkan pantauan kami pada hari Sabtu (27/4), masih banyak anak pengungsi yang belum kembali bersekolah. Bahkan khusus kelas 6, dari total 38 siswa, sebanyak 10 anak di antaranya belum masuk sekolah," katanya di Banjarnegara, Minggu.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan komite sekolah untuk memberi pengarahan kepada orang tua siswa agar anak-anak mereka bisa masuk sekolah pada hari Senin (29/4).
Sebagian siswa SDN Kepakisan 1 yang belum kembali bersekolah, lanjut dia, masih mengungsi bersama orang tuanya di luar Desa Kepakisan.
Terkait persiapan ujian nasional bagi siswa kelas 6, dia mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan tambahan pelajar dalam beberapa hari ke depan.
"Kami akan berikan semacam les untuk memacu kemampuan siswa dalam menghadapi ujian nasional," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara terkait persiapan ruangan untuk pelaksanaan ujian nasional yang akan digelar pada 6--8 Mei 2013.
Menurut dia, Seksi Sarana dan Prasarana Dindikpora Banjarnegara telah datang ke SDN Kepakisan 1 guna menyiapkan lokasi ujian.
"Tempat ujian akan menggunakan ruangan yang masih dapat digunakan, sehingga tidak di tenda," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, ada satu ruangan yang tidak mengalami kerusakan dan satu ruangan yang sebenarnya masih dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar namun dengan penuh risiko.
"Kita akan gunakan dua ruangan itu untuk ujian meskipun yang satunya berisiko sehingga harus tetap waspada. Semoga tidak ada gempa lagi," katanya.
Saat ditemui di tenda pengungsian Lapangan Desa Kepakisan, salah satu siswa kelas 6 SDN Kepakisan 1, Alif mengaku tidak nyaman kalau harus belajar di tenda.
"Kami tidak mungkin belajar di ruang kelas, karena ruangannya rusak. Kami juga merasa tegang," katanya.
Kendati harus tinggal di tenda pengungsian, dia mengaku tetap belajar guna persiapan menghadapi ujian nasional.
"Saya siap untuk mengikuti ujian," katanya.
Salah seorang anggota Korps Sukarelawan Remaja Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Cabang Banjarnegara, Hakim mengatakan bahwa para relawan PMI Banjarnegara dan Purbalingga yang bertugas di tenda pengungsian Lapangan Desa Kepakisan terus berusaha mengajak anak-anak pengungsi untuk tetap belajar.
"Kami juga mengajak mereka untuk bermain dan berolahraga agar tidak jenuh selama di pengungsian. Kegiatan ini rutin kami lakukan sebagai 'trauma healing' (penyembuhan trauma, red.) bagi anak-anak agar kondisi psikologi mereka segera pulih," katanya.
Seperti diwartakan, bangunan SDN Kepakisan 1 mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang mengguncang Dataran Tinggi Dieng pada Jumat (19/4) malam karena dari 10 ruangan yang ada, tujuh lokal rusak berat.
Selain itu, kerusakan juga terjadi pada bangunan perpustakaan, WC, dan dua rumah dinas guru.
Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu dilaksanakan di tenda.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013