Banjarmasin (Antara Bengkulu) - Kementerian Perdagangan dalam tiga tahun terakhir telah merevitalisasi 447 pasar tradisional untuk membantu pedagang dalam menghadapi gempuran pasar modern yang kian menjamur di berbagai daerah di Indonesia.

Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurti di Marabahan Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan, Selasa mengungkapkan, revitalisasi tersebut dilakukan untuk mengangkat citra pasar tradisional menjadi lebih baik dan bersih.

"Masyarakat Indonesia pada dasarnya lebih suka belanjar di pasar tradisional dibandingkan ke mall atau supermarket, karena bisa tawar menawar, namun demikian konsumen kini juga menuntut terjaganya kualitas barang," katanya.

Dengan demikian, revitalisasi pasar tradisional dengan pelayanan dan fasilitas modern akan sangat membantu pedagang dalam menjaga kualitas barang dan pelayanan yang lebih baik.

Dari 447 unit pasar tradisional yang direvitalisasi tersebut, terdiri dari 53 unit pasar percontohan dan 394 unit pasar non percontohan.

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja 10 pasar percontohan yang dibangun sejak 2011, omzet transaksi secara bertahap mengalami peningkatan antara 33 persen hingga 85 persen.

Menurut Krisna, dari ratusan pasar yang direvitalisasi melalui dana tugas pembantuan tersebut, empat unit pasar tradisional diantaranya berada di Kalimantan Selatan dengan anggaran pembangunan sebesar Rp24 miliar.

Dari empat pasar tersebut, salah satu program revitalisasi tersebut adalah pasar Marabahan Kabupaten Batola dengan dana Rp15 miliar, yang pelaksanaanya dimulai pada 2012 yang diresmikan oleh Wamen pada Selasa (7/5) siang.

"Saya berharap pemerintah dan pedagang bisa selalu menjaga pasar Marabahan ini tetap seperti saat ini, yaitu bersih dan nyaman, sehingga perlu pemeliharaan secara terus menerus," katanya.

Selain meresmikan pasar, Wamendag juga memberikan penghargaan kepada pasar Marabahan sebagai pasar tertib ukur, artinya timbangan pedagang untuk berjualan sudah sesuai dengan ketentuan, tidak kurang maupun tidak lebih.

Dalam kunjungannya ke pasar tradisional tersebut, Wamendag juga meninjau harga kebutuhan pokok yang umumnya cukup stabil, seperti minyak goreng curah Rp9.000 per kilogram, daging sapi Rp80.000 per kilogram, daging ayam broiler, Rp25.000 per kilogram, telur ayam ras Rp15.000 per kilogram dan cabe rawit Rp148.000 per kilogram.

Bupati Batola Hasanudin Murad mengatakan, setelah dilakukan revitalisasi omzet pedagang pasar Marabahan mengalami peningkatan signifikan, dari sebelumnya hanya Rp5 miliar per bulan kini menjadi Rp6 miliar lebih.

"Tentu ini dampak yang cukup bagus bagi pedagang dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.

Diharapkan dengan adanya pasar tradisional modern dan terbukanya fasilitas jalan darat Marabahan bisa menjadi pusat ekonomi di Kalsel, pusat perdagangan dari wilayah Banua Enam dan perbatasan Kalimantan Tengah. (ANT)

Pewarta: Oleh Ulul Maskuriah

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013