Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Bengkulu, Sri Mulyani mengatakan sebanyak 2.000 rumah tak layak huni di wilayah ini mendapat program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR melalui metode Padat Karya Tunai (PKT).

"Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk menghuni rumah yang layak, sekaligus membuka lapangan pekerjaan sebagai tukang untuk rehabilitasi rumah," kata Sri, Selasa di Bengkulu.

Sri mengatakan, program BSPS tersebut terdiri dari bantuan peningkatan kualitas rumah senilai Rp17,5 juta dengan total anggaran senilai Rp35 miliar. 

Proses bedah rumah dilakukan melalui peningkatan kualitas rumah swadaya yang tersebar di 10 kabupaten/kota yaitu Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Lebong, Mukomuko, Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong, Bengkulu Selatan, Kaur, dan Kota Bengkulu.

"Sesuai dengan kriteria hunian tinggal yang layak yaitu dengan memperhatikan aspek keselamatan bangunan, kesehatan penghuni, dan kecukupan minimum luas bangunan," kata Sri. 

Program BSPS ini diharapkan dapat mendorong masyarakat penerima bantuan lebih antusias berswadaya dalam bentuk bahan material dan tenaga kerja untuk mendapatkan hunian tinggal yang lebih baik sehingga kedepannya hunian tersebut menjadi sehat dan nyaman.

Adapun peningkatan kualitas rumah swadaya ini, kata Sri dilakukan secara dua tahap yaitu 1.344 unit di tahap I dan 656 unit di tahap II. Pada tahap I ada tujuh kabupaten yang mendapatkan bantuan BSPS diantaranya Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 320 unit, Kabupaten Bengkulu Tengah 105 unit, Kabupaten Lebong 131 unit, Kabupaten Rejang Lebong 298 unit, Kabupaten Seluma 110 unit, Kabupaten Kaur 200 unit, dan Kabupaten Mukomuko 180 unit. 

"Untuk lokasi Program BSPS di 7 kabupaten tersebut beberapa di antaranya masih menunggu surat keputusan Dirjen, dan tahap II masih proses verifikasi," kata Sri. 

Sementara metode penyaluran bantuan dana BSPS ini dilakukan melalui kerja sama antara SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Bengkulu dengan pihak PT Bank Mandiri Tbk Cabang Panorama Kota Bengkulu. 

"Bentuk bantuan yang diberikan tidak berupa uang tunai melainkan bahan bangunan yang digunakan untuk membangun," ucapnya.

Adapun rincian biaya yang di keluarkan untuk peningkatan kualitas adalah Rp15 juta untuk material bahan bangunan dan Rp2,5 juta untuk upah tukang. 

Selama masa pandemi COVID-19, pelaksanaan program tetap dikerjakan dengan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 misalnya mengurangi jumlah orang dalam pelaksanaan rembug warga, tenaga fasilitator lapangan selalu menggunakan masker saat mendampingi masyarakat penerima bantuan, dan penyediaan hand sanitizer di lapangan.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020