Batam (Antara Bengkulu) - Kabut asap akibat banyaknya sebaran titik api di Sumatera daratan terus menyelimuti udara Kota Batam sejak empat hari terakhir sehingga cukup mengganggu dan mengurangi jarak pandang.
"Saat ini angin dari Sumatera daratan memang mengarah ke timur ke Kota Batam dan wilayah lain di Provinsi Kepri," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam, Philip Mustamu, Minggu.

Ia mengatakan, jika wilayah Sumatera daratan dan Kepri tidak turun hujan, maka Batam akan tetap diselimuti kabut asap. "Jarak pandang juga terbatas namun masih di atas 7.000 meter," kata dia.

Meski jarak pandang terbatas, kata dia, namun keadaan tersebut belum mengganggu penerbangan dan pelayaran pada perairan Kepri.

"Jarak pandang masih aman untuk penerbangan dan pelayaran," kata dia.

Dari Riau diberitakan Satelit pemantau cuaca dari Badan Nasional Kelautan dan Atmosferik Amerika Serikat (NOAA) yang dioperasikan di antariksa Singapura mendeteksi kemunculan 78 titik panas di daratan Provinsi Riau.

"Di Sumatera itu, pada Sabtu (15/6), ada sebanyak 110, terbanyak di Riau yakni 78 titik panas yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten dan kota," kata Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Warih Lestari, di Pekanbaru, Minggu.

Dia menguraikan, khusus di Riau terbanyak kemunculan titik panas berada di wilayah Kabupaten Pelalawan mencapai 23 titik.

Kemudian, lanjut Warih, titik panas juga terdeteksi di Kabupaten Siak yakni 12 titik, dan Kabupaten Indragiri Hilir, Kuantan Singingi, serta Rokan Hulu, masing-masing tujuh titik panas.

Titik panas itu juga muncul di Kabupaten Bengkalis (6 titik), Rokan Hilir (6), Kampar (4), Indragiri Hilir (3), Meranti (2), kemudian di Kota Dumai terdeteksi satu titik panas.

Warih menjelaskan, dibandingkan dengan hari sebelumnya (Jumat (14/6), titik api terakhir itu jauh lebih meningkat.

"Pada Jumat (15/6), NOAA mendeteksi sebanyak 41 titik panas, sementara pada Sabtu (16/6), meningkat jadi 78 titik," katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Larno

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013