Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu menyebutkan daerah itu tidak bisa melaksanakan program vaksinasi sapi bali karena tidak memiliki stok vaksin jembrana.

Kepala Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan alokasi vaksin jembrana subsidi yang diterima Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 dari pemerintah pusat hanya berjumlah 3.000 dosis yang kemudian dibagikan kepada tiga dari 10 kabupaten/kota di wilayah itu.

"Program pemberian vaksin jembrana tahun ini tidak ada, karena Kabupaten Rejang Lebong tidak menerima alokasi vaksin jembrana baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Provinsi Bengkulu, sedangkan pengadaan dari APBD Rejang Lebong tidak ada," kata dia.

Dia mengatakan, minimnya stok vaksin ini akibat adanya pergeseran anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk penanganan pandemi COVID-19 sehingga alokasi vaksin jembrana yang diterima Provinsi Bengkulu 2021 hanya diberikan kepada daerah-daerah yang memiliki populasi sapi bali terbanyak dan butuh penanganan mendesak saja.

Alokasi vaksin jembrana dari Kementerian Pertanian ini kata dia, antara lain sebanyak 500 dosis diberikan kepada peternak di Kabupaten Bengkulu Utara, kemudian Kabupaten Seluma 500 dosis dan Kabupaten Mukomuko sebanyak 2.000 dosis.

Selain itu, enam kabupaten di Provinsi Bengkulu juga menerima alokasi pengadaan vaksin jembrana yang bersumber dari dana APBD Provinsi Bengkulu dengan jumlah sebanyak 5.000 dosis diantaranya Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, Mukomuko, Bengkulu Tengah, masing-masing 1.000 dosis.

Sementara itu untuk Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kota Bengkulu masing-masing mendapatkan 500 dosis.

Sejauh ini populasi sapi bali di Kabupaten Rejang Lebong tambah dia, tidak terlalu banyak sekitar 1.500 ekor dan kasus serangan penyakit jembrana terjadi pada 2016.

"Peternakan sapi bali di Rejang Lebong dipelihara di dalam kandang, bukan diliarkan. Kalau pun ada yang diliarkan namun sore harinya dimasukan dalam kandang, sehingga potensi terkena serangan penyakit bisa diminimalisir," terangnya.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021