Jambi (Antara) - Ditemukannya peningkatan jumlah pemasangan jerat harimau Sumatera di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat oleh tim Polhut khusus setempat dalam operasi Sapu Jerat menjelang Ramadhan ini diindikasikan terjadinya peningkatan pesanan organ harimau di pasar gelap dalam dan luar negeri.
"Dari peningkatan jumlah pemasangan jerat harimau liar dalam TNKS yang berhasil kita lumpuhkan dari hanya beberapa unit di patroli serupa di tahun-tahun sebelumnya menjadi 30-an unit di Ramadhan tahun 2013, ini adalah indikasinya terjadinya pengingkatan pemesanan organ harimau di pasar gelap baik dalam maupun luar negeri belakangan ini,'' kata manajer lapangan PHS-TNKS, Dian Risdianto di jambi, Jumat.
Dikatakan Dian, indikasi tersebut diperkuat dengan temuan jerat yang kesemuanya adalah jerat harimau bukan jerat satwa mangsanya yang biasanya hanya dilakukan oleh pemburu harimau yang sudah pasti menerima order dari calon pembeli yang secara sengaja memesan dan memberikan modal pengadaan peralatan jerat seperti kawat sling.
Tidak ada jerat satwa lain seperti yang kita temukan dalam operasi-operasi di tahun-tahun sebelumnya yang lebih bnyak menemukan jert satwa mangsa seperti jerat kijang atau rusa, jerat monyet, babi, bahkan burung dan satwa mangsa harimau sumatera lainnya, perasi tahun ini yang kita temukan kesemuanya jerat harimau,'' ungkap Dian.
Sebanyak 30-an unit jerat yang telah ditemukan dan dilumpuhkan tim PHS tersebut ditemukan di tiga lokasi berbeda dalam kawasan TNKS yakni di Kerinci sebanyak 13 unit jerat, Muko-muko Bengkulu 3 unit, dan Pesisir Selatan Sumbar 16 unit jerat.
Bahkan dia menyakini jerat yang mengenai satwa tenuk atau tapir betina yang dipasang di hutan harapan rainforest beberapa waktu lalu sejatinya juga adalah jerat harimau yang sengaja di pasang pemburu liar.
Karena itulah pihak PHS-TNKS mengimbau kepada pengelola taman nasional taman nasional di Sumatera untuk melakukan patroli sapu jerat serupa seperti yang telah menjadi program tetap tahunan PHS-TNKS tersebut, guna meretas mata rantai perdagangan satwa harimau tersebut sekaligus menekan dan mempersempit ruang gerak pemburu harimau sumatera dalam menyebarkan jerat-jeratnya.
Kita sudah merekomendasikan kepada pengelola taman nasional dan instansi kehutanan terkait lainnya di seantero Sumatera untuk menggelar patroli khusus serupa, agar kelestarian habitat harimau sumatera yang semakin kritis saat ini dapat tetap terjaga kelestariannya,'' ujar Dian.
Bahkan, tambah dia, pihaknya kecenderungan pemburu yang selalu ramai memasang jerat harimau pada masa-masa menjelang dan dalam bulan Ramadhan adalah satu indikasi kecendrungan tetap transaksi perdagangan organ tubuh harimau di pasar gelap terjadi dalam siklus bulan-bulan tersebut.
Kita juga mengimbau pemerintah pusat dalam hal ini kementerian kehutanan dapat pula turut turun tangan dengan memberlakukan tindakan tegas sesuai undang-undang konservasi lingkungan dan ekosistem terhadap pelaku perburuan segera diberlakukan, agar dapat memberi efek jera,'' tegas Dian.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Dari peningkatan jumlah pemasangan jerat harimau liar dalam TNKS yang berhasil kita lumpuhkan dari hanya beberapa unit di patroli serupa di tahun-tahun sebelumnya menjadi 30-an unit di Ramadhan tahun 2013, ini adalah indikasinya terjadinya pengingkatan pemesanan organ harimau di pasar gelap baik dalam maupun luar negeri belakangan ini,'' kata manajer lapangan PHS-TNKS, Dian Risdianto di jambi, Jumat.
Dikatakan Dian, indikasi tersebut diperkuat dengan temuan jerat yang kesemuanya adalah jerat harimau bukan jerat satwa mangsanya yang biasanya hanya dilakukan oleh pemburu harimau yang sudah pasti menerima order dari calon pembeli yang secara sengaja memesan dan memberikan modal pengadaan peralatan jerat seperti kawat sling.
Tidak ada jerat satwa lain seperti yang kita temukan dalam operasi-operasi di tahun-tahun sebelumnya yang lebih bnyak menemukan jert satwa mangsa seperti jerat kijang atau rusa, jerat monyet, babi, bahkan burung dan satwa mangsa harimau sumatera lainnya, perasi tahun ini yang kita temukan kesemuanya jerat harimau,'' ungkap Dian.
Sebanyak 30-an unit jerat yang telah ditemukan dan dilumpuhkan tim PHS tersebut ditemukan di tiga lokasi berbeda dalam kawasan TNKS yakni di Kerinci sebanyak 13 unit jerat, Muko-muko Bengkulu 3 unit, dan Pesisir Selatan Sumbar 16 unit jerat.
Bahkan dia menyakini jerat yang mengenai satwa tenuk atau tapir betina yang dipasang di hutan harapan rainforest beberapa waktu lalu sejatinya juga adalah jerat harimau yang sengaja di pasang pemburu liar.
Karena itulah pihak PHS-TNKS mengimbau kepada pengelola taman nasional taman nasional di Sumatera untuk melakukan patroli sapu jerat serupa seperti yang telah menjadi program tetap tahunan PHS-TNKS tersebut, guna meretas mata rantai perdagangan satwa harimau tersebut sekaligus menekan dan mempersempit ruang gerak pemburu harimau sumatera dalam menyebarkan jerat-jeratnya.
Kita sudah merekomendasikan kepada pengelola taman nasional dan instansi kehutanan terkait lainnya di seantero Sumatera untuk menggelar patroli khusus serupa, agar kelestarian habitat harimau sumatera yang semakin kritis saat ini dapat tetap terjaga kelestariannya,'' ujar Dian.
Bahkan, tambah dia, pihaknya kecenderungan pemburu yang selalu ramai memasang jerat harimau pada masa-masa menjelang dan dalam bulan Ramadhan adalah satu indikasi kecendrungan tetap transaksi perdagangan organ tubuh harimau di pasar gelap terjadi dalam siklus bulan-bulan tersebut.
Kita juga mengimbau pemerintah pusat dalam hal ini kementerian kehutanan dapat pula turut turun tangan dengan memberlakukan tindakan tegas sesuai undang-undang konservasi lingkungan dan ekosistem terhadap pelaku perburuan segera diberlakukan, agar dapat memberi efek jera,'' tegas Dian.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013