Harga jual gula aren atau gula batok ditingkat perajin di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mengalami kenaikan dari Rp13.000 menjadi Rp15.000 per killogram.

"Harganya saat ini ditingkat petani Rp15.000 per kg, harganya saat bulan puasa ini mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp13.000 per kg," kata Mustaman (50) perajin gula aren yang ada di Desa Belitar Seberang, Kecamatan Sindang Kelingi, Minggu.

Dia mengatakan, harga jual gula aren ini naik karena banyaknya permintaan pasar memasuki bulan puasa Ramadhan sehingga produksi gula aren atau mereka sebut gula merah di wilayah itu jauh hari sudah dipesan pedagang pengumpul dan setiap hari akan diambil.

Produksi gula aren yang dihasilkan dari kebun aren seluas satu hektare yang dikelolanya, kata dia, perharinya bisa menghasilkan 100 liter air nira dan kemudian setelah dimasak menghasilkan gula batok sebanyak 15 kg.

"Dapatnya kalau harga sekarang sehari bisa Rp225.000. Saya sudah dikontrak pembeli, sudah dikasih uang Rp6 juta jadi setiap hari saya tinggal setor gula merah saja dengan harga jual Rp15.000 per kg," terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Belitar Seberang Kasiyadi mengatakan desa yang dipimpinnya itu memiliki penduduk 1.005 jiwa terbagi menjadi 297 kepala keluarga (KK) dengan mata pencaharian mayoritas petani kopi dan perajin gula aren.

"Kalau produksi gula arennya satu hari bisa menghasilkan lebih dari satu ton. Produksi gula aren disini tidak menggunakan deterjen sebagai bahan untuk mengawetkan air nira, mereka menggunakan kulit kayu laru dan kulit buah manggis," terangnya.

Gula aren yang dihasilkan perajin di Desa Belitar Seberang kebanyakan berwarna cokelat bukan hitam. Gula aren ini dibawa oleh pedagang pengumpul untuk dipasarkan ke wilayah Provinsi Sumatera Selatan seperti Kota Palembang, Kota Lubuklinggau dan lainnya.
 

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021