Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu mencatat jumlah penduduk miskin di provinsi itu hingga Maret 2021 mencapai 306 ribu jiwa atau sekitar 15,22 persen dan menjadi daerah dengan penduduk miskin terbanyak kedua di Sumatera.
Jumlah penduduk miskin di Bengkulu ini berada dibawah Provinsi Aceh yang tercatat sebanyak 15,33 persen, kemudian disusul Sumatera Selatan sebanyak 12,84 persen, Lampung sebanyak 12,62 persen dan Sumatera Utara sebanyak 9,1 persen.
Sedangkan secara nasional, Provinsi Bengkulu berada diperingkat keenam jumlah penduduk miskin terbanyak setelah Provinsi Papua sebanyak 26,86 persen, Papua Barat 21,84 persen dan Nusa Tenggara Timur 20,99 persen, Maluku 17,87 persen, Gorontalo 15,61 persen dan Aceh sebanyak 15,33 persen.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Jumat mengatakan, jumlah penduduk miskin di Bengkulu itu meningkat bila dibandingkan dengan Maret 2020 yang tercatat sebanyak 302.579 orang atau 15,03 persen.
"Pada Maret 2021 jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Provinsi Bengkulu naik sebesar 3.421 orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2020," kata Win.
Di kawasan perkotaan jumlah penduduk miskin di Bengkulu tercatat sebanyak 15,10 persen, meningkat dari Maret 2020 yang tercatat sebanyak 14,77 persen.
Sedangkan di kawasan pedesaan jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 15,28 persen atau meningkat dari Maret 2020 yang tercatat 15,16 persen.
Menurut Win, komoditi makanan memiliki peran dominan terhadap garis kemiskinan di Bengkulu yaitu sebesar 74,33 bila dibandingkan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Komoditi beras memberi sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan yaitu sebesar 21,10 persen di perkotaan dan 24,85 persen di pedesaan. Kemudian rokok kretek filter menyumbang 14,83 persen di perkotaan dan 11,42 persen di pedesaan.
"Sedangkan komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan adalah perumahan, bensin, listrik dan pendidikan," kata Win menambahkan.
BPS Provinsi Bengkulu juga mencatat terjadi peningkatan indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan selama Maret 2020 hingga Maret 2021.
Indeks kedalaman kemiskinan pada Maret 2020 sebesar 2,40 persen dan pada Maret 2021 sebesar 2,57 persen. Demikian juga dengan indeks keparahan kemiskinan mengalami peningkatan dari 0,56 persen menjadi 0,62 persen pada periode yang sama.
Selain itu, garis kemiskinan di Bengkulu periode Maret 2020 hingga Maret 2021 naik 3,5 persen yaitu dari Rp527.031 per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp548.934 per kapita per bulan pada Maret 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021