Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengatakan pengairan untuk seluas 3.970 hektare sawah yang terhampar di wilayah Kabupaten Mukomuko bergantung pada debit air Sungai Manjuto, namun kini kondisi debit airnya menurun drastis.

“Yang jelas debit air sungai berkurang ketimbang delapan tahun yang lalu. Pada musim panas selama dua minggu saja debit air Sungai Manjuto ini sudah jauh susut, kalau musim hujan 18.000 kubik per detik, kini turun menjadi 7.000-8.000 kubik per detik,” kata Pengamat Iritasi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Bustari, di Mukomuko, Selasa.

Memperingati Hari Sungai Nasional 2021 menurutnya, penurunan debit air sungai seharusnya menjadi perhatian semua pihak sebab keberadaan sungai ini sangat penting untuk pengairan sawah.

Ia menyebutkan, luas lahan yang berpotensi menjadi sawah dalam daerah irigasi Manjuto di daerah ini, yakni seluas sekitar 9.493 hektare, tetapi yang berfungsi seluas sekitar 3.970 hektare.

Menurutnya, debit air sungai di wilayah ini turun drastis selain diduga akibat perusakan hutan di sempadan dan hulu sungai, termasuk setelah pembangunan PT MMAS perusahaan perkebunan kelapa kelapa sawit di daerah ini.

“Dan dalam kurun waktu enam hingga tahun ini jauh turun drastis sejak pendirian PT MMAS, jauh perubahan, kalau dulu panas empat bulan baru susut parah air Sungai Manjuto, sekarang panas dua minggu saja jauh berkurang kubikasi mencapai 6.000 kubik per detik,” ujarnya.

Kendati debit air sungai di wilayah ini berkurang, ia mengatakan, namun lahan persawahan milik petani di daerah ini masih tetap mendapatkan pembagian air irigasi di wilayahnya.

“Keuntungan kita ini adalah Air Manjuto irigasi tekinis, irigasi teknis kita bisa dikelola dengan secara teknis jika susut air di suplay di tingkat irigasi tidak cukup maka ada metode yang harus giliran atau metode golongan,” ujarnya.

Daerah ini pernah menerapkan metode giliran pada tahun 2019, katanya, misalnya jarak waktu pembagian air irigasi selama 24 jam, atau tiga hari giliran, terjadi giliran pembagian air irigasi dibuat rencana kekeringan tidak terdeteksi.

Tetapi kalau kekeringan dapat diprediksi, katanya, pihaknya membuat pola golongan, misalnya wilayah Kecamatan Lubuk pinang terlebih dahulu menanam padi, setelah itu disusul dengan wilayah Pelokan.
 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021