Baghdad (Antara/AFP) - Seorang juru kamera stasiun televisi Al-Mosuliya tewas di Irak utara pada Kamis, kata saluran itu, adalah jurnalis ketiga yang dibunuh di kota Mosul bulan ini.

Seorang polisi mengkonfirmasi kematian Bashar Abdulqader Najm, mengatakan ia ditembak mati oleh orang bersenjata di depan rumahnya.

Pembunuhannya terjadi setelah orang-orang bersenjata membunuh dua wartawan dari saluran TV Irak Sharqiya di Mosul pada 5 Oktober.

Mosul adalah salah satu daerah paling berbahaya di Irak, dengan gerilyawan sering melakukan serangan dan juga dilaporkan memeras uang dari para pemilik toko di kota.

Irak telah berulang kali melakukan kritik mengenai kekurangan dalam kebebasan media.

"Banyak wartawan Irak secara rutin terkena ancaman, upaya pembunuhan, serangan-serangan, kesulitan memperoleh izin, penolakan akses, penyitaan peralatan dan sebagainya," kata pengawas hak media  Reporters Without Borders (RSF) pada awal tahun ini.

Juga pada Kamis, sebuah bom pinggir jalan meledak di jalan komersial di Amriyah daerah Baghdad, menewaskan tiga orang dan melukai 11 lainnya, kata para pejabat.

Bom lain meledak di dekat toko makanan pinggir jalan di Madain, selatan Baghdad, menewaskan dua orang dan melukai 11 lainnya.

Kekerasan di Irak telah mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak 2008, ketika negara baru muncul dari konflik sektarian yang brutal.

Lebih dari 550 orang telah tewas bulan ini, dan lebih dari 5.250
sejak awal tahun, menurut data AFP berdasarkan sumber keamanan dan
medis.

Sebuah studi yang dirilis bulan ini oleh para akademisi yang berbasis di Amerika Serikat, Kanada dan Irak mengatakan hampir setengah juta orang telah meninggal akibat penyebab yang berhubungan dengan perang di Irak sejak invasi pimpinan Amerika tahun 2003.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013