Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengimbau warga setempat untuk tidak melepasliarkan ternak sapinya guna membantu mencegah penyebaran penyakit jembrana di daerah ini.
 
"Kita kerja sama penanganan jangan diliarkan karena dapat menyebarkan penyakit Jembrana," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani di Mukomuko, Sabtu.
 
Ia mengatakan hal itu menyusul banyaknya ternak sapi milik warga di daerah ini yang mati mendadak akibat terjangkit penyakit jembrana.
 
Sebanyak 931 ekor sapi di daerah itu yang dilaporkan mati akibat terserang penyakit jembrana terhitung sejak bulan Januari hingga September 2021.
 
Menurutnya, kemungkinan masih banyak sapi mati akibat penyakit  jembrana yang belum dilaporkan oleh warga di daerah ini.
 
Menurutnya, banyak sapi yang mati akibat penyakit jembrana di daerah ini karena pola pemeliharaan hewan ternak ini sekitar 90 persen dilepasliarkan sehingga sapi yang terjangkit penyakit tersebut menularkan ke sapi lain.
 
Untuk itu, ia menyarankan, sebaiknya masyarakat setempat mengikat hewan peliharaannya agar tidak menularkan penyakit jembrana pada sapi lain atau sapinya bisa tertular penyakit ini.

Selain itu, tambahnya, pihaknya juga mengimbau kepada warga dan penjual daging sapi di sejumlah pasar tradiaional di daerah ini untuk tidak membeli hewan ternak di wilayah pandemi penyakit jembrana.
 
"Kita berusaha mencegah jangan sampai warga membeli sapi di wilayah yang pandemi penyakit jembrana diluar daerah ini karena tergiur harga murah," ujarnya pula.
 
Sementara itu, ia mengatakan, untuk mencegah penularan penyakit ini instansi ini sebelumnya telah memberikan vaksin sebanyak 2.000 dosis untuk mencegah sebanyak 2.000 ekor sapi terserang penyakit ini.
 
Sebanyak 2.000 ekor sapi yang menjadi sasaran vaksin itu tersebar di sejumlah wilayah baik yang tidak dan ditemukan kasus sapi yang mati akibat penyakit tersebut. ***3***

 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021