Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kalbar terus mengalami tren kenaikan dan untuk periode II Oktober 2021 harga sudah tembus Rp2.800 per kilogram.
"Saat ini harga sawit mulai TBS, CPO dan PK sedang baik - baiknya. Harga terus mengalami tren kenaikan. Untuk Periode II Oktober 2021 harga TBS sawit sendiri sudah mencapai Rp2.891,28 per kilogram," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Sabtu.
Ia menyebutkan untuk minyak mentah sawit atau CPO sendiri saat ini sudah mencapai Rp13.131,97 per kilogram. Sedangkan untuk inti sawit atau PK sudah mencapai Rp6.885,61 per kilogram.
"Tentu harapan bersama harga terus naik. Dengan naiknya harga sawit tentu berdampak langsung ke petani dan ekonomi daerah," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa Kenaikan ini dipengaruhi pasar dunia yang terus membaik. Kemudian harga sawit yang saat ini menunjukkan tren positif itu juga dipengaruhi penyerapan biodisel dari pasar dalam negeri. Melalui program B30, penyerapan CPO semakin meningkat sehingga berdampak pada harganya.
"Kami optimis tren positif ini berlanjut mengingat program B30 mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah. Apalagi program biodiesel dari sawit ini akan ditingkatkan lagi menjadi B50 hingga mungkin sampai B100. Kembali dengan adanya kenaikan harga sawit, baik itu TBS, CPO, hingga PKO sangat berdampak pada kesejahteraan petani di Kalbar. Ekonomi daerah semakin tumbuh dan berdampak luas di sektor lainnya," kata dia.
Sebelumnya, terkait Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalbar sebagaimana data BPS Kalbar bahwa pada September 2021 sebesar 134,25 poin naik 2,83 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 130,56 poin. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik 2,96 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar (Ib) petani naik 0,13 persen.
Sementara, khusus untuk NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) pada September 2021 terjadi kenaikan NTPR sebesar 3,67 persen. Hal ini terjadi karena It meningkat sebesar 3,86 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,18 persen. Peningkatan It September 2021 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas kelapa sawit, karet, cengkeh. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok IKRT sebesar 0,03 persen dan kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,57 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Saat ini harga sawit mulai TBS, CPO dan PK sedang baik - baiknya. Harga terus mengalami tren kenaikan. Untuk Periode II Oktober 2021 harga TBS sawit sendiri sudah mencapai Rp2.891,28 per kilogram," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Sabtu.
Ia menyebutkan untuk minyak mentah sawit atau CPO sendiri saat ini sudah mencapai Rp13.131,97 per kilogram. Sedangkan untuk inti sawit atau PK sudah mencapai Rp6.885,61 per kilogram.
"Tentu harapan bersama harga terus naik. Dengan naiknya harga sawit tentu berdampak langsung ke petani dan ekonomi daerah," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa Kenaikan ini dipengaruhi pasar dunia yang terus membaik. Kemudian harga sawit yang saat ini menunjukkan tren positif itu juga dipengaruhi penyerapan biodisel dari pasar dalam negeri. Melalui program B30, penyerapan CPO semakin meningkat sehingga berdampak pada harganya.
"Kami optimis tren positif ini berlanjut mengingat program B30 mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah. Apalagi program biodiesel dari sawit ini akan ditingkatkan lagi menjadi B50 hingga mungkin sampai B100. Kembali dengan adanya kenaikan harga sawit, baik itu TBS, CPO, hingga PKO sangat berdampak pada kesejahteraan petani di Kalbar. Ekonomi daerah semakin tumbuh dan berdampak luas di sektor lainnya," kata dia.
Sebelumnya, terkait Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalbar sebagaimana data BPS Kalbar bahwa pada September 2021 sebesar 134,25 poin naik 2,83 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 130,56 poin. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik 2,96 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar (Ib) petani naik 0,13 persen.
Sementara, khusus untuk NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) pada September 2021 terjadi kenaikan NTPR sebesar 3,67 persen. Hal ini terjadi karena It meningkat sebesar 3,86 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,18 persen. Peningkatan It September 2021 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas kelapa sawit, karet, cengkeh. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok IKRT sebesar 0,03 persen dan kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,57 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021