Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan budidaya tanaman buah apel di wilayah itu khususnya dalam Kecamatan Sindang Dataran dapat tumbuh subur dan dinilai cukup menjanjikan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Zulkarnain MT di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan potensi pengembangan tanaman buah apel tersebut berada di Desa Empat Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran.

"Tanaman apel ini dibudidayakan oleh masyarakat Desa Empat Suku Menanti di Kecamatan Sindang Dataran dengan sistem tumpang sari dengan tanaman cabai rawit dan tomat," kata dia.

Dia menjelaskan, budidaya komuditas pertanian ini jika dilakukan secara luas bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat serta menjadi kawasan agrowisata seperti yang ada di Batu Malang.

Menurut dia, pihaknya bersama dengan komisi II DPRD Rejang Lebong telah meninjau langsung pengembangan tanaman apel yang ada di Desa Empat Suku Menanti yang selama ini dikenal sebagai penghasil utama kopi di Kabupaten Rejang Lebong.

Untuk pengembangan tanaman apel di Kabupaten Rejang Lebong ini, tambah dia, pihak Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Malang pada 2020 lalu pernah menjanjikan bantuan 10.000 bibit tanaman apel namun bantuan ini belum bisa diambil lantaran tidak memiliki anggaran mengangkutnya ke desa desa di Rejang Lebong.

Sementara itu, Sumanto pemilik kebun apel di Desa Empat Suku Menanti mengatakan jika bibit tanaman itu dibelinya sendiri dari Malang, Jawa Timur dan kini sudah berumur hampir 3,9 tahun.

"Saat ini sudah empat kali panen. Semula tanaman apel yang saya tanam sebanyak 100 batang namun yang masih hidup saat ini tinggal 45 batang. Banyak yang mati ini karena saya belum memiliki pengetahuan dalam budidayanya dan hanya berdasarkan autodidak," terangnya.

Buah apel jenis manalagi dan rome beauty yang dihasilkan kebunnya itu dijualnya kepada pembeli yang datang langsung ke kebun seharga Rp15.000 per kg.

Sejauh ini tanaman apel itu sendiri jika saat musim panen tiba akan selalu ramai dikunjungi oleh warga untuk membelinya dengan cara memetik sendiri di kebun.***1***

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021