Terlahir menjadi seorang penyandang disabilitas bukanlah dikehendaki oleh seseorang, namun bagi mereka yang telah dilahirkan tidak sempurna ini tidak pula harus rendah diri dan menggantungkan nasibnya dari belas kasihan orang lainnya sehingga bisa bertahan hidup.
Hal itulah yang ingin ditunjukkan M Riduan (50) warga Dusun II Desa Sumber Bening, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, salah satu penyandang disabilitas yang sukses menjadi desain taman bunga yang memiliki mimpi mendirikan taman disabilitas di wilayah itu.
"Idenya dari pemikiran sendiri, saya punya mimpi membuat taman bunga untuk kelompok disabilitas dan masyarakat umum lainnya. Saat ini sarana pendukungnya masih kurang berupa toilet dan kamar mandi," kata Riduan saat ditemui, Senin.
Dia menjelaskan, taman bunga yang masih dalam tahap pengerjaan itu didirikan diatas lahan miliknya seluas 1.200 meter persegi yang posisinya berada di jalan Desa Sumber Bening menghadap ke arah TWA Gunung Api Bukit Kaba.
Taman bunga itu sendiri saat ini masih dalam proses pengerjaan sarana dan prasana pendukung serta penataan aneka bunga yang ditanam secara berkelompok membentuk pola seperti bintang, love, kotak dan lainnya sehingga jika dilihat dari atas atau kejauhan cukup indah.
Diatas lahan miliknya itu, Riduan setiap hari merawat ribuan batang aneka bunga yang disusun dalam berbagai pola yang dibuat dari limbah botol plastik. Aneka botol plastik yang disusun menyerupai pot raksasa ini ditangannya menjadi prakarya yang cukup indah sehingga terlihat bak ukiran semen.
"Pengetahuan mendesain taman itu saya dapatkan secara autodidak saat bekerja di taman bunga yang ada di Desa Sumber Bening dari tahun 2017 sampai tahun 2020 lalu," terang Riduan yang berstatus masih lajang ini.
Jual bibit bunga
Untuk menuntaskan impiannya membangun taman bunga ini, Riduan bersama dengan lima orang komunitasnya mendirikan Kelompok Penyandang Disabilitas (KPD) Mandiri dengan usaha penjualan aneka bibit bunga setelah berhenti bekerja sebagai pengelola tanaman di taman bunga di desanya sejak Mei 2021 lalu.
Dengan modal tabungan yang dimilikinya berkisar Rp60 juta, dirinya kemudian membangun usaha depot bibit bunga berikut taman bunga diatas lahan seluas 1.200 meter persegi atau seukuran tiga kavling (30x40 meter). Modal awal ini digunakannya untuk membeli material bangunan, rangka baja, waring hingga aneka bibit tanaman.
"Hasil dari jualan bibit bunga sehari-hari langsung dipakai untuk membeli material tambahan pembuatan taman bunga seperti membeli semen, besi, upah pekerja dan lainnya," urai Riduan yang mengalami cacat dibagian kaki tersebut.
Aneka bibit bunga yang jumlahnya lebih dari 50 jenis ini, seperti aneka jenis hortensia, aneka aglaonema, begonia, anyelir, sirih gading, keladi hias dan lainnya dibanderol mulai dari Rp10.000 hingga Rp200.000 per polybag, tergantung dengan besar kecilnya tanaman.
Koleksi tanaman bunganya itu sendiri selain membeli dari orang lain, kemudian hasil budidaya juga ada sumbangan dari warga. Mereka yang pernah datang ketempatnya kemudian datang lagi menyumbangkan bibit bunga yang belum ada di tamannya sehingga koleksi bunganya kini lebih dari 50 jenis.
"Pernah ada yang datang kasih saya bibit bunga satu mobil, saya bersyukur banyak orang yang membantu saya, walaupun saat ini saya belum pernah dapat bantuan dari pemerintah," urainya.
Penjualan aneka bibit bunga kelompok ini pada hari-hari libur atau hari Minggu berkisar Rp200.000 hingga Rp700.000, sedangkan hari-hari biasa yang membeli bunga hanya ada satu dua orang saja. Para pembeli bibit bunga ini umumnya masyarakat dari luar daerah yang berwisata ke Kabupaten Rejang Lebong.
Iuran ukarela
Taman bunga disabilitas itu sendiri rencananya akan dibuka Riduan bersama dengan kelompoknya dalam waktu dekat ini, di mana para pengunjung yang akan masuk ke tempat itu besarannya tidak ditentukan dan hanya bersifat iuran sukarela yang dimasukan dalam kotak amal.
Dana yang terhimpun dari pengelolaan taman bunga itu sendiri akan mereka guna menopang kelompok KPD Mandiri, baik untuk keperluan usaha, berobat maupun yang lainnya seperti membantu penyandang disabilitas yang datang ke wilayah itu.
"Saya ingin nantinya penyandang disabilitas di Kabupaten Rejang Lebong khususnya dan Provinsi Bengkulu pada umumnya bisa terbantu dengan usaha ini. Kami moho bantuan semua pihak sehingga ini bisa terwujud dengan baik," demikian Riduan.
Sementara itu, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Selupu Rejang, Mardiani di tempat terpisah mengatakan dirinya sangat mendukung usaha yang dilakukan salah satu penyandang disabilitas di daerah itu dalam pengembangan usaha bidang kepariwisataan.
"Saya sangat mendukung sekali keberhasilan salah satu penyandang disabilitas yang dibantu pemerintah maupun yang mandiri karena sudah berusaha memajukan daerahnya dengan berbagai kreativitasnya," kata dia.
Pihaknya sendiri ujar Mardiani, kedepan akan membantu KPD Mandiri sehingga bisa maju lagi dan mendapatkan bantuan dari pemerintah, terutama dengan pendirian badan hukum kelompok serta didaftarkan di kantor dinas sosial setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Hal itulah yang ingin ditunjukkan M Riduan (50) warga Dusun II Desa Sumber Bening, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, salah satu penyandang disabilitas yang sukses menjadi desain taman bunga yang memiliki mimpi mendirikan taman disabilitas di wilayah itu.
"Idenya dari pemikiran sendiri, saya punya mimpi membuat taman bunga untuk kelompok disabilitas dan masyarakat umum lainnya. Saat ini sarana pendukungnya masih kurang berupa toilet dan kamar mandi," kata Riduan saat ditemui, Senin.
Dia menjelaskan, taman bunga yang masih dalam tahap pengerjaan itu didirikan diatas lahan miliknya seluas 1.200 meter persegi yang posisinya berada di jalan Desa Sumber Bening menghadap ke arah TWA Gunung Api Bukit Kaba.
Taman bunga itu sendiri saat ini masih dalam proses pengerjaan sarana dan prasana pendukung serta penataan aneka bunga yang ditanam secara berkelompok membentuk pola seperti bintang, love, kotak dan lainnya sehingga jika dilihat dari atas atau kejauhan cukup indah.
Diatas lahan miliknya itu, Riduan setiap hari merawat ribuan batang aneka bunga yang disusun dalam berbagai pola yang dibuat dari limbah botol plastik. Aneka botol plastik yang disusun menyerupai pot raksasa ini ditangannya menjadi prakarya yang cukup indah sehingga terlihat bak ukiran semen.
"Pengetahuan mendesain taman itu saya dapatkan secara autodidak saat bekerja di taman bunga yang ada di Desa Sumber Bening dari tahun 2017 sampai tahun 2020 lalu," terang Riduan yang berstatus masih lajang ini.
Jual bibit bunga
Untuk menuntaskan impiannya membangun taman bunga ini, Riduan bersama dengan lima orang komunitasnya mendirikan Kelompok Penyandang Disabilitas (KPD) Mandiri dengan usaha penjualan aneka bibit bunga setelah berhenti bekerja sebagai pengelola tanaman di taman bunga di desanya sejak Mei 2021 lalu.
Dengan modal tabungan yang dimilikinya berkisar Rp60 juta, dirinya kemudian membangun usaha depot bibit bunga berikut taman bunga diatas lahan seluas 1.200 meter persegi atau seukuran tiga kavling (30x40 meter). Modal awal ini digunakannya untuk membeli material bangunan, rangka baja, waring hingga aneka bibit tanaman.
"Hasil dari jualan bibit bunga sehari-hari langsung dipakai untuk membeli material tambahan pembuatan taman bunga seperti membeli semen, besi, upah pekerja dan lainnya," urai Riduan yang mengalami cacat dibagian kaki tersebut.
Aneka bibit bunga yang jumlahnya lebih dari 50 jenis ini, seperti aneka jenis hortensia, aneka aglaonema, begonia, anyelir, sirih gading, keladi hias dan lainnya dibanderol mulai dari Rp10.000 hingga Rp200.000 per polybag, tergantung dengan besar kecilnya tanaman.
Koleksi tanaman bunganya itu sendiri selain membeli dari orang lain, kemudian hasil budidaya juga ada sumbangan dari warga. Mereka yang pernah datang ketempatnya kemudian datang lagi menyumbangkan bibit bunga yang belum ada di tamannya sehingga koleksi bunganya kini lebih dari 50 jenis.
"Pernah ada yang datang kasih saya bibit bunga satu mobil, saya bersyukur banyak orang yang membantu saya, walaupun saat ini saya belum pernah dapat bantuan dari pemerintah," urainya.
Penjualan aneka bibit bunga kelompok ini pada hari-hari libur atau hari Minggu berkisar Rp200.000 hingga Rp700.000, sedangkan hari-hari biasa yang membeli bunga hanya ada satu dua orang saja. Para pembeli bibit bunga ini umumnya masyarakat dari luar daerah yang berwisata ke Kabupaten Rejang Lebong.
Iuran ukarela
Taman bunga disabilitas itu sendiri rencananya akan dibuka Riduan bersama dengan kelompoknya dalam waktu dekat ini, di mana para pengunjung yang akan masuk ke tempat itu besarannya tidak ditentukan dan hanya bersifat iuran sukarela yang dimasukan dalam kotak amal.
Dana yang terhimpun dari pengelolaan taman bunga itu sendiri akan mereka guna menopang kelompok KPD Mandiri, baik untuk keperluan usaha, berobat maupun yang lainnya seperti membantu penyandang disabilitas yang datang ke wilayah itu.
"Saya ingin nantinya penyandang disabilitas di Kabupaten Rejang Lebong khususnya dan Provinsi Bengkulu pada umumnya bisa terbantu dengan usaha ini. Kami moho bantuan semua pihak sehingga ini bisa terwujud dengan baik," demikian Riduan.
Sementara itu, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Selupu Rejang, Mardiani di tempat terpisah mengatakan dirinya sangat mendukung usaha yang dilakukan salah satu penyandang disabilitas di daerah itu dalam pengembangan usaha bidang kepariwisataan.
"Saya sangat mendukung sekali keberhasilan salah satu penyandang disabilitas yang dibantu pemerintah maupun yang mandiri karena sudah berusaha memajukan daerahnya dengan berbagai kreativitasnya," kata dia.
Pihaknya sendiri ujar Mardiani, kedepan akan membantu KPD Mandiri sehingga bisa maju lagi dan mendapatkan bantuan dari pemerintah, terutama dengan pendirian badan hukum kelompok serta didaftarkan di kantor dinas sosial setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021