Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Warga Kota Bengkulu dalam beberapa pekan terakhir ini mengeluhkan serangan hama ulat bulu pada tanaman pekarangan seperti bunga-bungaan dan tanaman lainnya.

"Tanaman pekarangan kami sebagian besar gundul akibat diserang hama ulat bulu tersebut dan bahkan masuk rumah, bila tersentuh kilut rasanya gatal-gatal," kata seorang warga perumahan Arkarami, Kota Bengkulu Tatik, Senin.

Ia mengatakan, serangan hama ulat bulu itu makin lama kian bertambah banyak bahkan merayap hingga ke dinding rumah, sedangkan tanaman pekarangan sudah gundul semua.

Untuk mengatasi serangan ulat bulu itu warga mulai kebingungan, mereka pernah mencoba menyemprot dengan racun hama dan minyak tanah tapi tidak mati juga.

"Kami sementara mengatasi serangan itu dengan menghidupkan api di halaman, ulat itu dikumpulkan dan dibakar, namun aromanya sangat mengganggu kenyamanan," katanya.
 
Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu untuk wilayah Kecamatan Selebar, Linda Panjaitan mengatakan hama ulat bulu yang menyerang tanaman warga tersebut karena faktor cuaca.

Perubahan cuaca dari musim hujan ke panas membuat petumbuhan ulat itu makin subur. Ulat itu berasal dari tanaman berdaun lebar yang tumbuh di sekitar rumah mestinya cepat dibersihkan dan dibakar.

"Untuk mengatasi hama ulat bulu tersebut sebaiknya warga segera menyemprotnya dengan insektisida pembunuh ulat yang dosisnya disesuaikan dengan aturan pakainya," katanya.

Hama ulat tersebut sebaiknya disemprot dengan insektisida pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB dan sore hari sesudah pukul 17.00 WIB, karena pada waktu itu hama ulat bulu sedang menyerang tanaman.

Ia menambahkan, jika hama ulat bulu tersebut terkena kulit dan menimbulkan rasa gatal hendaknya bagian yang gatal tersebut dicuci dengan sabun berulang kali dan selanjutnya diberi bedak gatal.

Pada Oktober 2011 hama ulat bulu pernah menyerang batang-batang kayu di Kecamatan Selebar namun tidak begitu parah. Untuk mengatasinya pohon tersebut diasapi dan dibakar.(mhe)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012