Bengkulu (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Bengkulu telah melepas 3.792 ekor tukik atau anak penyu ke
perairan laut Bengkulu.
"Selama Januari hingga Desember 2013, sudah kami rilis sebanyak 3.792 ekor tukik atau anak penyu di perairan Bengkulu," kata Kepala Resor BKSDA Mukomuko, Rasyidin Prima di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan, sebagian besar pelepasan tukik dilaksanakan di Taman Wisata Alam (TWA) Airhitam, Kabupaten Mukomuko.
Kawasan tersebut rutin menjadi lokasi persinggahan beberapa jenis penyu untuk bertelur.
Namun, telur-terlur tersebut rawan dicuri, sehingga petugas BKSDA mendirikan kelompok peduli satwa penyu di Retakilir, Mukomuko.
"Anggota kelompok ini yang rutin mengamankan telur-telur penyu, lalu membuat tempat penetasan yang diawasi rutin, setelah menetas dilepasliarkan," katanya.
Ia mengatakan ada beberapa jenis penyu yang rutin singgah untuk bertelur di Pantai Airhitam yakni Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Belimbing dan Penyu Lengkrah.
Sementara jumlah telur yang ditangkarkan 5.271 butir dan tidak seluruhnya berhasil menetas menjadi anak penyu atau disebut tukik.
Pelepasliaran terakhir digelar pada Rabu (11/12), di TWA Pantai Airhitam.
Sebanyak 253 ekor tukik dilepas oleh petugas BKSDA bersama masyarakat dan sejumlah pejabat Yayasan Sipef, sebuah yayasan konservasi yang bermarkas di Belgia.
"Pelepasliaran yang kami lakukan kemarin (12/12) dihadiri Komisaris Sipef Francois Van Hoydonck" katanya.
Ada dua jenis penyu yang dirilis yakni Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Kedua jenis penyu tersebut tergolong satwa dilindungi dan terancam punah.
Prima mengatakan, penyu merupakan satwa dilindungi undang-undang, namun kehidupannya saat ini terancam punah akibat diburu masyarakat untuk diperjual belikan. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Selama Januari hingga Desember 2013, sudah kami rilis sebanyak 3.792 ekor tukik atau anak penyu di perairan Bengkulu," kata Kepala Resor BKSDA Mukomuko, Rasyidin Prima di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan, sebagian besar pelepasan tukik dilaksanakan di Taman Wisata Alam (TWA) Airhitam, Kabupaten Mukomuko.
Kawasan tersebut rutin menjadi lokasi persinggahan beberapa jenis penyu untuk bertelur.
Namun, telur-terlur tersebut rawan dicuri, sehingga petugas BKSDA mendirikan kelompok peduli satwa penyu di Retakilir, Mukomuko.
"Anggota kelompok ini yang rutin mengamankan telur-telur penyu, lalu membuat tempat penetasan yang diawasi rutin, setelah menetas dilepasliarkan," katanya.
Ia mengatakan ada beberapa jenis penyu yang rutin singgah untuk bertelur di Pantai Airhitam yakni Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Belimbing dan Penyu Lengkrah.
Sementara jumlah telur yang ditangkarkan 5.271 butir dan tidak seluruhnya berhasil menetas menjadi anak penyu atau disebut tukik.
Pelepasliaran terakhir digelar pada Rabu (11/12), di TWA Pantai Airhitam.
Sebanyak 253 ekor tukik dilepas oleh petugas BKSDA bersama masyarakat dan sejumlah pejabat Yayasan Sipef, sebuah yayasan konservasi yang bermarkas di Belgia.
"Pelepasliaran yang kami lakukan kemarin (12/12) dihadiri Komisaris Sipef Francois Van Hoydonck" katanya.
Ada dua jenis penyu yang dirilis yakni Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Kedua jenis penyu tersebut tergolong satwa dilindungi dan terancam punah.
Prima mengatakan, penyu merupakan satwa dilindungi undang-undang, namun kehidupannya saat ini terancam punah akibat diburu masyarakat untuk diperjual belikan. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013