Pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin di China ikut mendorong perkembangan bisnis perancang busana di Kota Beijing, dengan datangnya tawaran dari berbagai atlet seluncur indah untuk dibuatkan seragam perlombaan.

Seorang desainer berusia 25 tahun bernama Zhang Yifan, menceritakan bagaimana terjadinya ledakan bisnis di ibukota sejak Beijing dipastikan menjadi tuan rumah Olimpiade 2022, dan memulai kampanye untuk menarik minat 300 juta penduduknya agar terjun di cabang olahraga salju dan es.

"Efek ini muncul dari cabang olahraga gelanggang es," kata Zhang, seperti dilansir Reuters, Rabu.

Menurut desainer yang berbasis di Beijing ini, mayoritas tawaran itu datang dari atlet-atlet muda yang kesulitan mencari penyedia jasa pembuatan seragam dan pakaian lomba.

Meski seluncur indah sudah lama menjadi perhatian China di Olimpiade, namun hanya ada sedikit pilihan bagi atlet China untuk memilih pakaian yang sesuai di negaranya.

Zhang tahu betul bahwa celah ini bisa menjadi peluang bisnis yang menggiurkan setelah adik perempuannya mengalami kesulitan untuk mencari seragam. Adiknya, yaitu Zhang Yixuan, merupakan atlet remaja yang mulai aktif berkompetisi, namun harus berjuang keras hanya untuk menemukan pakaian yang cocok dengan musiknya.

Zhang yang saat itu masih menjadi mahasiswi desain kostum teater langsung mengalihkan fokusnya pada kostum skating. Dia mempelajari alur perdagangan hingga bereksperimen lewat saudara perempuannya.

"Dari olahraga seluncur indah, drama hanya terjadi di arena perlombaan dan tidak ada lagi kesulitan sebelum pertandingan," ujar Zhang.

Pakaian olahraga seluncur indah harus menggabungkan keanggunan dengan fungsionalitas, sehingga kostumnya bisa bertahan saat atlet menikung atau bergerak secara kuat di atas es. Sementara ornamen kristal yang dijahit ke pakaian juga tidak boleh terlalu berat karena bisa membebani atlet.

Mengambil contoh milik Yixuan, pakaiannya terlihat mewah meski dia bukan bagian dari timnas seluncur indah China.

Jelang pertandingan regional yang akan dia ikuti, Yixuan memamerkan pakaian terusan berwarna hitam legam, dihiasi dengan kristal di salah satu bahu dan manik-manik emas di bagian lengan.

Pakaian itu seluruhnya buatan tangan kakaknya langsung, membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk dibuat dan harganya mencapai 15.000 yuan atau hampir Rp33 juta.

Zhang menceritakan rancangannya itu terinspirasi perancang asal Jepang Satomi Ito. Meski rancangan aslinya mengomposisikan aspek budaya Jepang, namun Zhang mengubahnya agar bisa mengandung seni dan budaya China.

Bagi Yixuan, pakaian barunya membuat dia tampil lebih percaya diri dan merasa istimewa daripada memakai seragam lungsuran seniornya di tim tempatnya bernaung. 

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021