Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mendorong kalangan petani tanaman kopi untuk beralih menggunakan pupuk organik.
Kepala Distankan Rejang Lebong Zulkarnain di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan saat ini kalangan konsumen pertanian dan perikanan banyak yang menginginkan produk organik yang ramah lingkungan serta tidak membahayakan kesehatan.
"Sekarang masyarakat ingin pertanian organik, eranya pertanian organik. Nah ini mungkin beberapa perusahaan swasta bisa ikut bagaimana meningkatkan produksi pertanian yang sehat," kata dia.
Saat ini, menurut dia, untuk memperluas jangkauan pemasaran produk pertanian unggulan berupa biji kopi hingga bisa ke dunia luar, salah satu hal yang harus diupayakan adalah menghilangkan kandungan kimia atau residunya.
Ia mengatakan tanaman kopi asal Kabupaten Rejang Lebong bisa masuk ke pasaran global, asalkan pemeliharaan serta penanganan hama penyakit tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimia baik pupuk maupun racun baik insektisida maupun pestisida.
"Petani kita tidak boleh lagi membersihkan lahan dengan herbisida atau racun rumpun, itu akan meninggalkan jejak bekas residu. Apalagi penanganan hama penyakitnya dengan menggunakan racun insektisida yang non organik, ini nanti akan ditolak oleh pasar mana pun," katanya.
Ke depannya, pihaknya akan terus mendorong petani Kabupaten Rejang Lebong untuk beralih ke pertanian organik dengan menggunakan pupuk maupun obat-obatan pertanian yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan.
Sejauh ini komoditas andalan Kabupaten Rejang Lebong dengan luas kebun kopi jenis robusta mencapai 23.104 hektare dengan produksi lebih dari 18.000 ton serta kebun kopi arabika seluas 529 hektare yang menghasilkan sebanyak 200 ton lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Kepala Distankan Rejang Lebong Zulkarnain di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan saat ini kalangan konsumen pertanian dan perikanan banyak yang menginginkan produk organik yang ramah lingkungan serta tidak membahayakan kesehatan.
"Sekarang masyarakat ingin pertanian organik, eranya pertanian organik. Nah ini mungkin beberapa perusahaan swasta bisa ikut bagaimana meningkatkan produksi pertanian yang sehat," kata dia.
Saat ini, menurut dia, untuk memperluas jangkauan pemasaran produk pertanian unggulan berupa biji kopi hingga bisa ke dunia luar, salah satu hal yang harus diupayakan adalah menghilangkan kandungan kimia atau residunya.
Ia mengatakan tanaman kopi asal Kabupaten Rejang Lebong bisa masuk ke pasaran global, asalkan pemeliharaan serta penanganan hama penyakit tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimia baik pupuk maupun racun baik insektisida maupun pestisida.
"Petani kita tidak boleh lagi membersihkan lahan dengan herbisida atau racun rumpun, itu akan meninggalkan jejak bekas residu. Apalagi penanganan hama penyakitnya dengan menggunakan racun insektisida yang non organik, ini nanti akan ditolak oleh pasar mana pun," katanya.
Ke depannya, pihaknya akan terus mendorong petani Kabupaten Rejang Lebong untuk beralih ke pertanian organik dengan menggunakan pupuk maupun obat-obatan pertanian yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan.
Sejauh ini komoditas andalan Kabupaten Rejang Lebong dengan luas kebun kopi jenis robusta mencapai 23.104 hektare dengan produksi lebih dari 18.000 ton serta kebun kopi arabika seluas 529 hektare yang menghasilkan sebanyak 200 ton lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022