Liwa, Lampung (Antara) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang merasakan betapa penting investasi pendidikan bagi masa depan anak, menyindir para orang tua yang "pelit" dalam membiayai pendidikan anak-anaknya.

Kaum lelaki harus berperan memajukan pendidikan untuk mencapai Indonesia yang tangguh, ujar Menhut Zulkifli saat bertemu warga di Pekon (Desa) Tribudi Syukur Kecamatan Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, Selasa, dalam rangka penyerahan surat penetapan pengelolaan hutan kemasyarakatan bagi warga di Lampung Barat.

"Jika mau anak-anaknya jadi Menhut, wakil bupati, camat, lurah atau bahkan presiden, bapak-bapak jangan pelit mengeluarkan biaya untuk pendidikan anak-anaknya," ujar Menhut.

Segala kemungkinan, menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) kelahiran Penengahan Lampung Selatan itu, bisa terjadi, namun perlu dukungan kaum lelaki.

"Jangan pelit membelikan anak susu, jangan pelit membelikan anak buku," ujar Menhut kepada sekitar 2.000 warga yang menghadiri penyerahan 8.340 hektare SK Hutan Kemasyarakatan bagi 11 gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Lampung Barat (24/2).

Menhut menegaskan, sekolah merupakan hal penting, karena itu, walau susah, anak-anak tidak boleh sampai tidak bersekolah.

"Pendidikan jangan hanya jadi milik ibu-ibu saja, itu sudah jelas. Karena itu, pendidikan juga harus menjadi milik bapak-bapak, jangan pelit membelikan anak susu dan buku, kurangi 'ngudutnya' atau merokoknya," ujar Menhut.

Anak-anak perlu banyak membaca buku mengenai sejarah, Matematika, pahlawan proklamator hingga mengenai Indonesia dan lain sebagainya.

"Segala kemungkinan untuk masa depan bisa terjadi. Saya dulu waktu sekolah 'nyeker' (tidak pakai sepatu), namun niat untuk belajar. Saya mengajak bapak-bapak jangan 'ngudut' terus, tetapi juga memikirkan pendidikan anak-anaknya. Insya Allah anak-anak kita akan menjadi pintar dan cerdas, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan hebat," Ujar Menhut Zulkifli Hasan.

Dia menegaskan, dengan investasi pendidikan yang ditanamkan orang tuanya dan tidak "pelit" untuk menyekolahkannya, kini dia bisa menjadi seperti sekarang ini.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014