Rejanglebong,  (Antara) - Kalangan petani cabai merah keriting di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini mengeluhkan adanya serangan penyakit yang mereka sebut "mati ranting atau mati gadis".

"Penyakit ini menyerang tanaman sejak berumur sebulan, serangannya muncul mendadak. Jika hari ini terserang maka besok tanaman cabai akan layu dan mati. Karena takut rugi tanaman cabainya saya panen saat masih hijau, karena jika menunggu hingga masak besar resikonya," kata Agus Susilo (28) petani cabai merah di kawasan Desa Teladan, Kecamatan Curup Selatan, Jumat.

Penyakit mati ranting tersebut kata dia, selain menyerang tanaman miliknya yang ditanam di areal selua 60 x 70 meter, juga telah menyerang kebun cabai petani lainnya yang jumlahnya mencapai puluhan hektare, di mana serangan penyakit ini semakin cepat jika petani melakukan pemupukan.

Agus Susilo yang sudah menanam cabai sejak beberapa tahun belakangan itu, mengaku serangan penyakit telah menurunkan pendapatannya. Jika biasanya untuk sekali panen dirinya bisa mendapatkan satu ton cabai merah keriting masak, kali ini hanya bisa mengumpulkan 400 kg cabai hijau yang jika dijual harganya hanya Rp5.500 per kg. Tindakan ini dia lakukan guna menghindari kerugian karena takut tanamannya mati lebih duluan.

"Kalau modalnya sekitar Rp2 juta, itu untuk pembelian pupuk, obat-obatan, bibit dan upah panen. Pendapatan kali ini cuma bisa balik modal, kalau pun ada untung paling-paling cuma beberapa puluh ribu saja. Tapi saya masing beruntung karena ada petani lainnya yang belum panen sama sekali tapi tanamannya sudah mati," ujarnya.

Sementara hal serupa diutarakan Marsiyem (54) petani cabai merah lainnya yang berada di Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah, dan berharap pihak dinas terkait dapat membantu mereka dengan memberikan bibit dan obat-obatan guna melanjutkan aktifitas mereka dalam bercocok tanam.

"Sudah ada beberapa petugas yang melihat tanaman ini, tapi sampai sekarang belum datang lagi. Kami maunya dapat bantuan bibit atau obat-obatan sehingga bisa menanam cabai lagi," kata. ***2***

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014