Batam (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) yang berkolaborasi bersama dengan Batam Tourism Polytechnic (BTP) menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI), setelah berhasil menyiapkan sajian sambal teri terbanyak menggunakan cabai kering.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri Adidoyo Prakoso, di Batam, Sabtu, mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk upaya serta mendukung pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kepri.
Ia mengatakan dalam pembuatan sambal teri melibatkan sekitar 180 orang yang terdiri dari masyarakat dan mahasiswa BTP.
"Jadi ini adalah bentuk program pengendalian inflasi, salah satunya dengan mengampanyekan produk-produk olahan. Dan hari ini kami menyiapkan sebanyak 1.409 kemasan sambal teri yang dimasak menggunakan cabai kering," kata Adidoyo.
Adapun bahan baku yang disiapkan, di antaranya cabai kering sebanyak 200 kg, teri dari Tanjungpinang 100 kg, bawang merah, dan bahan lainnya sekitar 100 kg.
"Teri dari Tanjungpinang karena merupakan yang terbaik di Indonesia. Hasilnya ini akan kita bagikan ke masyarakat," ujar dia.
Direktur Operasional MURI Yusuf Ngadri mengatakan penghargaan rekor MURI untuk sajian sambal teri merupakan keberhasilan dalam kepeloporan atas rekor kategori baru dengan jumlah yang banyak.
"Sambal teri ini memang bukan uang pertama, tapi kami ambil dari sisi jumlah yang banyak saat di produksi. Jadi ini yang didaftarkan," ujar Yusuf.
Ia menjelaskan untuk rekor yang bersifat kuliner atau pun budaya rata-rata adalah untuk meraih rekor MURI.
Sebelumnya, BI Kepri menggelar lomba memasak tanpa menggunakan cabai segar sebagai bentuk dukungan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kepri.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri Adidoyo Prakoso, di Batam, Jumat (21/7), mengatakan dalam menekan angka inflasi, pihaknya fokus pada sektor pangan terutama komoditas cabai segar yang selalu mengalami fluktuasi harga.
"Lomba memasak tradisional dengan cabai kering ini, tentunya akan sedikit mempengaruhi ketergantungan masyarakat dengan cabai segar," kata Adidoyo.