Bengkulu (Antara-IPKB) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mengembangkan kelompok bina keluarga balita (BKB) secara holistik dan integratif.

Pengembangan kelompok binaan tersebut upaya mengatasi beberapa isu strategis yang menghambat percepatan program  Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga, hal demikian itu disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Bengkulu Zainin kepada wartawan usai Pra Rakerda Program KKB dan Pembangunan Keluarga 2014 awal Maret lalu.

Saat ini masih terdapatnya hambatan yang menjadikan isu strategis dalam pelaksanaan program KKB dan Pembangunan Keluarga. Antara lain, masih rendahnya partisipasi keluarga dalam program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Masih rendahnya partisipasi keluarga dalam pengasuhan anak dan balita serta masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kespro, HIV dan AIDS.

Menurut Zaini, dengan beberapa isu tersebut akan memengaruhi tingkat kualitas SDM dan daya beli masyarakat, yang mengarah pada kemiskinan. Secara Nasional, "Keluarga miskin masih tinggi ditandai dengan jumlah keluarga Pra–S dan KS-1 mencapai 27,8 juta keluarga atau sebesar 43,8 persen dari total jumlah keluarga sebesar  63,4 juta keluarga. Dan masih rendahnya keluarga Pra-S dan KS-1 dalam melaksanakan usaha ekonomi produktif keluarga,"

Masih Zainin, pembangunan keluarga perlu dioptimalkan dengan menggairahkan kembali kegiatan pengasuhan anak yang holistik dan integratif melalui kegiatan bina keluarga balita."Kelompok BKB di Bengkulu 552 kelopok yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota," ujarnya.

Ada beberapa langka strategi dalam peningkatan pembangunan keluarga, dengan mengembangkan model kelompok BKB holistik integratif, penguatan kelompok BKB dasar dan Paripurna. Selain itu perlu mengembangkan Program GenRe melalui PIK Remaja pada tingkat SLTP diprioritaskan di pedesaan. Serta perlu mengembangkan PPKS sampai di tingkat kabupaten, kota.(rs)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014