Ratusan masyarakat Desa Pasar Seluma Kabupaten Seluma Bengkulu, menggelar buka puasa bersama dan doa tolak bala di rumah perjuangan penolakan tambang pasir besi di wilayah pesisir barat, Kamis (21/04/2022) malam.
Doa tolak bala ini dilakukan untuk mempersatukan perpecahan masyarakat desa itu yang terpecah belah karena kehadiran perusahaan tambang pasir besi. Masyarakat tetap bersepakat dan solid menolak keberadaan tambang pasir besi di wilayah itu.
"Hari ini kami menggelar buka puasa bersama dan doa tolak bala karena adanya tambang pasir besi di dusun laman kami," kata Helda perwakilan masyarakat penolak tambang.
Menurut Helda, kurang lebih ada 300 masyarakat Desa Pasar Seluma yang ikut doa tolak bala. Kegiatan ini, murni kesepakatan masyarakat desa karena merasa terancam bencana jika tambang pasir besi di wilayah pesisir pantai Seluma tetap beroperasi.
"Karena kehadiran tambang ini memecah belah warga Desa Pasar Seluma. Kami berharap tidak ada pro dan kontra lagi, tetap kompak terus tolak tambang," tegasnya.
Helda menegaskan, masyarakat tetap akan menggelar aksi-aksi penolakan keberadaan tambang pasir besi di pesisir barat Bengkulu. Terutama di pesisir wilayah Desa Pasar Seluma.
"Karena keberadaan tambang akan mengancam pemukiman penduduk. Serta akan merusak ekosistem laut yang juga berpotensi merusak mata pencaharian masyarakat pesisir," katanya.
"Kami tidak menginginkan, wilayah pesisir ini diwariskan kepada anak cucu kami dalam keadaan rusak," tambahnya pula.
Sementara itu, aktivitas pertambangan pasir besi hingga saat ini masih terus berlanjut. Pembabatan kawasan hutan pesisir pantai terus dilakukan. Sementara, pemerintah belum mengambil langkah tegas terkait penolakan masyarakat di pesisir barat Bengkulu ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Doa tolak bala ini dilakukan untuk mempersatukan perpecahan masyarakat desa itu yang terpecah belah karena kehadiran perusahaan tambang pasir besi. Masyarakat tetap bersepakat dan solid menolak keberadaan tambang pasir besi di wilayah itu.
"Hari ini kami menggelar buka puasa bersama dan doa tolak bala karena adanya tambang pasir besi di dusun laman kami," kata Helda perwakilan masyarakat penolak tambang.
Menurut Helda, kurang lebih ada 300 masyarakat Desa Pasar Seluma yang ikut doa tolak bala. Kegiatan ini, murni kesepakatan masyarakat desa karena merasa terancam bencana jika tambang pasir besi di wilayah pesisir pantai Seluma tetap beroperasi.
"Karena kehadiran tambang ini memecah belah warga Desa Pasar Seluma. Kami berharap tidak ada pro dan kontra lagi, tetap kompak terus tolak tambang," tegasnya.
Helda menegaskan, masyarakat tetap akan menggelar aksi-aksi penolakan keberadaan tambang pasir besi di pesisir barat Bengkulu. Terutama di pesisir wilayah Desa Pasar Seluma.
"Karena keberadaan tambang akan mengancam pemukiman penduduk. Serta akan merusak ekosistem laut yang juga berpotensi merusak mata pencaharian masyarakat pesisir," katanya.
"Kami tidak menginginkan, wilayah pesisir ini diwariskan kepada anak cucu kami dalam keadaan rusak," tambahnya pula.
Sementara itu, aktivitas pertambangan pasir besi hingga saat ini masih terus berlanjut. Pembabatan kawasan hutan pesisir pantai terus dilakukan. Sementara, pemerintah belum mengambil langkah tegas terkait penolakan masyarakat di pesisir barat Bengkulu ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022