Bengkulu - Sebagian besar warga Bengkulu gemar memelihara ayam jago atau ayam aduan sehingga dimanfaatkan oleh warga lainnya untuk meraup rupiah.

Ayam jago yang dipelihara tersebut harganya pun cukup tinggi, seiring dengan kualitasnya.

“Harga ayam jago berkisar 300 ribu rupiah sampai 2 jutaan per ekor bisa jadi lebih.  Setiap harga ditentukan oleh kualitas dari jenisnya, dimana kualitas ayam laga  dilihat dari beberapa faktor yaitu pukulan, teknik aduan, dan ukuran ayam itu sendiri," ujar Ferdian Muhdi Bendahara  PAPAJI (Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia) Bengkulu.

Dia menuturkan, ternakan yang berkualitas tentu akan laris di kalangan penghobi. Hanya saja untuk menghasilkan anakan yang berkualitas harus selektif memilih indukan (babon) dan pejantan yang unggul sehingga keturunan pun akan berkualitas.
    
Memelihara ayam aduan tidaklah rumit baginya, sama seperti ayam biasa yang cukup diberi pakan berupa voer, jagung, dan vitamin di dalam air minuman selebihnya tinggal menunggu waktu 8 -10 bulan hingga siap tarung dan biasanya baru memulai perwatan jamu, dan obat-batan ditambah pakan khusus menjelang tarung.

Kriteria kualitas ayam aduan menurut Ferdi biasanya terdapat genre-genre tertentu yang memang menjadi selera setiap penghobi.

Diantaranya, jenis Saigon (Ganoi) merupakan ayam trah Vietnam terkenal dengan kekuatan pukulan dan ketahanan laga yang paling bagus dari jenis lain.
    
Tipe BK (bangkok) dari Thailand, jenis ini kata ferdi " paling populer di kalangan penghobi kerena dianggap otaknya yang paling cerdas saat bertarung".

Jenis Ayam Burma berasal dari Myanmar,  pertarungan ayam ini biasanya menggunakan dirinya untuk menyerang terus menyerang dan masih banyak jenis-jenis lain.
    
"Ukuran Ayam sangat bervariatif, simbol pada ayam aduan biasanya berukuran 5; 5,5; 6; 6,5 dan 7, artinya besar rangka dan tinggi badan. selain itu, ayam aduan juga mempunyai taji atau jalu yang terkadang diperhitungkan oleh kalangan penghobi," ujar Ferdi.

Ia menambahkan, tipe ayam pukulan biasanya menjadi poin tersendiri pada ajang kontes PAPAJI. Jenis pukulan yang dilirik bertipikal kencang, mempunyai efek sakit pada lawannya.

"Tapi yang jelas ayam yang berkualitas adalah yang mampu mengalahkan lawan dalam durasi yang singkat saat bertarung di kontes PAPAJI," katanya.

                    Trik Ternak

Ferdi berbagi tips dalam berternak.  Pertama dilakukan adalah memilih indukan baik betina maupun pejantan yang merupakan kunci utama.

Selanjutnya, membiarkan ayam tersebut melakukan perkawinan atau pembuahan hingga bertelur dan dierami hingga menetas oleh betianya.

Biasanya memakan waktu 21 hari dari telur hingga menetas tapi jika ingin memperbanyak keturunan telur-telur dari babon tersebut dieramkan menggunakan indukan lain bukan indukan yang dipakai untuk penghasil telur sehingga memungkinkan indukan untuk terus menghasilkan telur.

"Babon yang sudah bertelur agar cepat produktif dimandikan hingga babon itu mengigil," ujarnya.

Proses penetasan sampai pada pembesaran tergantung pada proses pakan. Sampai minimal umur 8 bulan ayam tersebut bisa perdana tarung atau kontes laga.
    
"Setiap penghobi mempuyai cara tersendiri dalam menyiapkan ayam untuk bertarung. Maksudnya perawatan khas ayam tarung seperti jamu, vitamin, pengolahan otot, pelatihan nafas sampai mapan dan layak dikonteskan .Penghobi sudah mempunyai trik masing-masing menyiapkan ayam aduannya hal ini dikarenakan orientasi yang berbeda setiap orangnya," kata dia.

"Ternakan ayam aduan tidak bisa dicampur dengan sesama jago yang lain, jadi ayam aduan harus memiliki kandang khusus untuk per ekornya berguna mencegah ayam tarung sesamanya di kandang atau istilahnya kacro," ujar Ferdi.

Ia mengaku hobi memelihara dan beternak ayam aduan bermula melihat kontes ayam aduan  yang menang kalah lebih nyata ketimbang saat bermain burung kicauan yang menurut dia tidak jelas untung ruginya. (mg-Ren)




Pewarta: Reno Rizkiawan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014