Bengkulu (Antara-IPKB) - Kemakmuran atau kesejahteraan penduduk dapat diukur dari keberhasilan dalam meningkatkan produk domestik bruto (PDB) per-kapita di tingkat nasional. Dan atau produk domestik regional bruto (PDRB) per-kapita di tingkat regional.
Guna tercapainya ukuran itu maka perlu pelaksanaan program KKB dan Pembangunan Keluarga melalui menekan angka pertumbuhan penduduk, kata Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Masrofah kepada wartawan di kantornya baru ini.
Ia mengatakan, pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan sulitnya meningkatkan kesejahteraan penduduk. Peningkatan nilai tambah PDRB tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk maka angka kemiskinan relatif tidak mengalami penurunan.
Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi cukup meningkat secara signifikan, naik sebesar 1.196.202 jiwa dalam kurun waktu 39 tahun (1971 – 2010) dan diperkirakan akan naik menjadi 2.291.600 jiwa pada tahun 2025.
Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010 tertinggi di Provinsi Bengkulu terdapat di Kabupaten Mukomuko dengan angka 2,49 % dan diatas rata – rata Provinsi Bengkulu.
Dapat disimpulkan bahwa akibat dari pelaksanaan program KKB tidak maksimal akan menyebabkan menurunnya daya tampung dan daya dukung lingkungan. Meningkatnya kebutuhan hidup secara cepat, sulit meningkatkan kualitas SDM dan sulit memenuhi kebutuhan air bersih yang normal serta kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.
Dampak lain terhadap pelaksanaan program KB yakni peningkatan kualitas SDM. Secara Nasional, posisi/ranking IPM provinsi Bengkulu berada di urutan 11 tertinggi.
Indikator Pembentuk IPM, meningkat tidak begitu signifikan dikarenakan, investasi bdg Pendidikan dan Kesehatan akan terasa dalam jangka waktu panjang, sedangkan indikator yang yang dominan dalam jangka waktu pendek adalah daya beli, ujarnya.(bing)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014