Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa tingginya angka inflasi di wilayah Provinsi Bengkulu menjadi pemicu terjadinya percepatan jumlah angka kemiskinan di Bengkulu.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal dalam jumpa pers di Bengkulu, Senin, mengatakan saat ini inflasi tahun kalender di Bengkulu tercatat mencapai 4,75 persen dan inflasi tahunan 6,03 persen, setelah pada Juli 2022 terjadi inflasi 0,91 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal dalam jumpa pers di Bengkulu, Senin, mengatakan saat ini inflasi tahun kalender di Bengkulu tercatat mencapai 4,75 persen dan inflasi tahunan 6,03 persen, setelah pada Juli 2022 terjadi inflasi 0,91 persen.
"Inflasi Bengkulu meningkat dari 2 persen pada Juli 2021, menjadi 6,03 persen pada Juli 2022, kenaikannya (inflasi tahunan) cukup tajam, jauh lebih besar dari tahun sebelumnya dan dampaknya multiplier terutama kemiskinan," kata Rizal.
Ia menjelaskan bahwa angka inflasi tersebut mulai di luar dari target yang telah ditetapkan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sebesar tiga persen plus minus satu persen.
Ia menjelaskan bahwa angka inflasi tersebut mulai di luar dari target yang telah ditetapkan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sebesar tiga persen plus minus satu persen.
Sementara itu, Rizal memaparkan komoditas utama penyumbang inflasi pada Juli 2022 yaitu angkutan udara 0,30 persen, cabai merah 0,20 persen, tarif Sekolah Menengah Atas (SMA) 0,06 persen, bawang merah 0,05 persen serta ikan tuna dan sate masing-masing 0,04 persen.
Dengan inflasi tinggi pada Juli tersebut, ia memastikan Provinsi Bengkulu berada pada posisi ke 11 se-Sumatera dan berada di urutan ke 27 se-Indonesia inflasi nasional.
Menurut Rizal, jika tidak ada upaya pengendalian inflasi lebih lanjut, maka inflasi di Bengkulu bisa mencapai angka dua digit di akhir tahun.
"Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mengambil langkah-langkah agar angka tersebut bisa menurun," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022