Mukomuko (Antara) - Gabungan Petani Sawit Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, menyatakan mendukung penerapan program integrasi hewan ternak sapi dengan perkebunan kelapa sawit di daerah itu.

"Program tersebut sangat bagus karena kotoran sapi dapat berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman kelapa sawit," kata Ketua Gabungan Petani Sawit (GPS) Kabupaten Mukomuko, Khairul Siregar, di Mukomuko, Selasa.

Ia mengatakan, keuntungan lainnya, petani juga memperoleh pendapatan dari menjual daging hewan ternak.

Namun, kata dia, untuk mendapatkan jumlah pupuk kandang yang lebih banyak, maka jumlah sapi dalam satu hektare kebun kelapa sawit juga harus banyak.

Menurut dia, kemungkinan keterbatasan jumlah sapi bantuan ini yang akan menjadi kendala bagi pemerintah setempat untuk maksimal menerapkan program ini.

Selain itu, lanjutnya, menjadi masalah bagi petani kalau ada diantara mereka yang dapat dan tidak dapat termasuk yang sedikit dapat dengan yang banyak dapat bantuan.

Karena, sebutnya, saat ini saja tercatat seluas 63.000 hektare lahan perkebunan kelapa sawit rakyat di daerah itu. Belum lama perkebunan sawit yang telah tanam tetapi belum menghasilkan.

"Dengan luas perkebunan kelapa sawit rakyat itu, apakah mampu petani mengakomodir keinginan dari mereka," ujarnya lagi.

Kendati demikian, sarannya, pemerintah setempat tetap dapat menerapkan program itu secara bertahap hingga semua petani sawit mendapatkan bantuan sapi baik hibah maupun sistem bergulir.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014