Bengkulu,  (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu mencatat realisasi inflasi tahun kalender triwulan I 2014 sebesar 0,83 persen lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,60 persen.

Pada Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu BI yang diterima Antara Kamis disebutkan, menurunnya laju inflasi terutama didorong oleh bertambahnya pasokan bahan makanan seiring dengan berlangsungnya musim panen pada triwulan tersebut (Januari-Maret).

Komoditas bahan makanan subkelompok bumbu-bumbuan seperti cabai merah dan bawang merah tercatat mengalami deflasi pada Februari dan Maret.

Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 11,24 persen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 15,04 persen (yoy).

Di sisi lain, inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan pada triwulan laporan masih cukup tinggi. Hal tersebut merupakan dampak penerapan "surcharge" pada tarif angkutan udara yang mulai berlaku pada 26 Februari 2014.

Selain itu, tingginya mobilitas peserta kampanye menjelang Pemilu Legislatif 2014 turut mendorong peningkatan tarif angkutan udara pada Februari-Maret 2014. Sementara itu, inflasi kelompok lainnya relatif rendah dan stabil, selaras dengan permintaan yang moderat.

Berdasarkan disagregasi inflasi, kelompok volatile food masih menjadi pendorong utama inflasi triwulan I 2014. Meski demikian, laju inflasi volatile food lebi rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 15,49 persen (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 10,73 persen (yoy) pada triwulan I 2014.

Sementara itu, inflasi komoditas inti dan administered price relatif stabil. Inflasi kelompok inti tercatat cukup rendah sebesar 5,13 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2013 yang sebesar 5,52 persen (yoy). selaras dengan itu, inflasi adminstered prices juga turun dari 12,64 persen (yoy) menjadi 12,48 persen (yoy).***2***

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014