"Kalau sudah datang suasana Ramadhan dan Idul Fitri, pemicu inflasi itu salah satunya bukan soal barang dan uang saja, juga soal suasana hati dan perasaan, maka belanja bijak itu berpengaruh sekali," kata Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.
Baca juga: Disnaker Bengkulu buka posko pengaduan THR Idul Fitri
Baca juga: Disnaker Bengkulu buka posko pengaduan THR Idul Fitri
Dia mengatakan masyarakat yang membelanjakan uangnya hingga kebablasan saat Ramadhan dan Idul Fitri akan memicu tekanan pada sisi konsumsi dan akhirnya mendorong angka inflasi pada posisi yang lebih tinggi.
"(Cerita) kalau di kalangan pegawai itu kadang-kadang ada pemikiran pokoknya uang kalau sudah dapat dibagikan bulan Ramadhan itu kudu habis sebelum atau pas lebaran, jadi berapapun uang diberikan ada THR, bahkan simpanan sedikit-sedikit itu habis semua di lebaran dibelanjakan," kata dia.
Padahal, lanjut Rohidin Mersyah, apa yang dibelanjakan tersebut belum tentu menjadi kebutuhan, malah hanya karena keinginan atau nafsu berbelanja sesaat pada Ramadhan dan Idul Fitri.
"Padahal belum tentu itu menjadi sebuah kebutuhan, ini yang membuat akhirnya berpengaruh pada inflasi, belanja sudah tidak menghitung-hitung (butuh atau tidak) lagi, maka ajakan saya, mari tetap kedepankan belanja bijak," ucapnya.
Baca juga: Menaker segera terbitkan surat edaran pembayaran THR 2024
Baca juga: Menaker segera terbitkan surat edaran pembayaran THR 2024
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu menyiapkan uang kartal Rp3,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat provinsi itu selama Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H/Lebaran 2024.
Uang kartal yang disediakan Bank Indonesia tersebut bahkan tingkat kecukupannya lebih 160 persen dari kebutuhan daerah selama periode tersebut.
"Bank Indonesia sudah mengatakan kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024 ini Rp2 triliun, dan disediakan Rp3,2 triliun. Oleh karena itu masyarakat jangan khawatir dengan persediaan uang kartal, cukup," ujar Rohidin Mersyah.