Bengkulu (Antara) - Pemerintah Provinsi Bengkulu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi titik-titik api yang bisa menjadi penyebab kebakaran hutan di daerah itu.

"Seperti yang kita tahu, sekarang sedang terjadi fenomena El Nino, cuaca panas yang menyebabkan kekeringan, kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Risman Sipayung, di Bengkulu, Rabu.

Menurut dia, cuaca panas yang melanda menyebabkan terjadinya kembali kebakaran hutan di Provinsi Riau, setelah sempat padam beberapa waktu.

"Kita tahu di Riau sekarang kembali ditemukan titik api, hal itu menjadi pelajaran bagi kita, jangan sampai di Bengkulu juga terjadi kebakaran hutan, walaupun selama ini di daerah kita tidak pernah ada potensi bahaya kebakaran seperti itu," kata dia.

Menurut Risman, potensi kebarakan hutan di Provinsi Bengkulu sangat kecil, dan titik-titik lokasinya berada di beberapa kabupaten seperti di Kabupaten Seluma, Muko-muko, Bengkulu Utara, Kaur dan Bengkulu Selatan yang memiliki lahan perkebunan cukup luas.

"Kami mengimbau masyarakat agar tidak membakar ladang sembarangan, jika sedang membakar, maka diawasi sampai apinya mati, kalau pengusaha perkebunan, sudah tahu aturannya, jadi mereka tidak akan membakar sembarangan," ucapnya.

Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Bengkulu menyebutkan kebakaran hutan rawan terjadi di tiga kabupaten di daerah itu, yakni Mukomuko, Lebong dan Bengkulu Utara.

"Karena tiga kabupaten ini memiliki kawasan hutan lindung yang tingkat perambahannya cukup parah, juga berbatasan dengan taman nasional," kata Direktur Walhi Bengkulu, Beni Ardiansyah.

Ia mengatakan pembakaran lahan atau hutan yang dirambah saat musim kemarau sangat sering terjadi untuk memudahkan perambah membersihkan areal rambahan.

Menurut dia selain tiga kabupaten tersebut, wilayah lainnya bukan berarti tidak berpotensi seperti di Kabupaten Bengkulu Selatan, Kaur dan Seluma yang juga memiliki kawasan lindung yang cukup luas.

"Pembakaran lahan untuk pembukaan lahan baru sehingga pemerintah daerah harus meningkatkan pengawasan," tambahnya.

Kasus kebakaran di Provinsi Riau menurutnya sudah cukup mencoreng muka Indonesia yang terbukti tidak serius menjalankan moratorium hutan.

Ia mengatakan kerusakan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu mencapai 300 ribu hektare dari total luas hutan 920 ribu hektare.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014