Pemprov Bengkulu dorong petani gunakan program Sarpras Rp700 miliar

 

"Tingginya produksi panen kelapa sawit di daerah didukung dengan adanya Sarpras pertanian dan kita mendorong petani di Bengkulu untuk mengakses program tersebut," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Ricky Gunarwan di Kota Bengkulu, Selasa.

Ia menyebutkan bahwa anggaran program tersebut sebesar Rp700 miliar disediakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada 2022 dan dapat diakses secara gratis untuk petani di Indonesia termasuk Bengkulu.

Saat ini, kata dia, telah banyak petani yang mengusulkan program Sarpras ke BPDPKS dan dirinya meminta kelompok tani kelapa sawit di Bengkulu diminta segera mengajukan usulan tersebut.

"Petani kelapa sawit di Bengkulu punya hak yang sama dengan petani lain di Indonesia. Oleh karena itu petani diminta segera mengajukan permohonan ke BPDPKS," ujarnya.

Melalui program tersebut, para petani kelapa sawit dapat mendorong dan meningkatkan produksi tanaman sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

Lanjut Ricky, ada delapan jenis program Sarpras berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 07 Tahun 2019 jo Permentan Nomor 15 Tahun 2020 dan Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 273 Tahun 2020.

Seperti benih, pupuk, pestisida (ekstensifikasi), pupuk dan pestisida (intensifikasi), alat pascapanen dan unit pengolahan hasil, peningkatan jalan dan tata kelola air, alat transportasi, mesin pertanian, infrastruktur pasar, dan verifikasi teknis (ISPO).

"Silahkan ajukan dana Sarpras sesuai kebutuhan, dana itu bisa digunakan petani untuk membangun jalan kebun dan lainnya dan kalau kesulitan akan kami bantu," sebutnya.

Untuk mendapatkan program Sarpras mirip dengan peremajaan sawit rakyat (PSR) yaitu memiliki usulan ke dinas kabupaten/kota kemudian proses verifikasi.

Ia mengatakan, kelompok tani yang telah panen dapat mengajukan bantuan alat panen, jalan produksi, alat pasca panen, dan alat transportasi.