Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebanyak 26 komunitas adat di sembilan kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu akan mengikuti Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ke-IV yang digelar di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

"Kami sudah mempersiapkan perwakilan dari masing-masing komunitas adat yang akan berangkat ke Tobelo, meski biaya transportasi cukup tinggi," kata Ketua Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu Haitami Sulami di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan masing-masing perwakilan komunitas adat dari sembilan kabupaten dan kota, kecuali Kabupaten Bengkulu Selatan sebab belum terbentuk komunitas adat di daerah itu.

Masyarakat adat yang mewakili sembilan kabupaten yakni mulai dari Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma, Kota Bengkulu, Lebong, Kepahiang, Rejang Lebong, dan Kaur.

"Termasuk dari komunitas adat Pulau Enggano sudah mengkonfirmasi keberangkatan delapan perwakilan untuk mengikuti kongres ini," tambahnya.

Diperkirakan ada sekitar 3.000 orang dari seluruh nusantara yang akan datang ke Tobelo untuk mengikuti kongres yang digelar pada 19 hingga 25 April 2012.

Haitami mengatakan permasalahan dari masyarakat adat di Bengkulu yang akan disuarakan dalam forum tersebut adalah pengakuan hak tenurial atau penguasaan masyarakat adat atas kawasan hutan di wilayah adatnya.

Ia mencontohkan kasus penyerobotan lahan dan kawasan hutan untuk perusahaan di Kabupaten Kaur yang mengancam kehidupan tujuh komunitas adat di wilayah itu.

Tujuh komunitas adat tersebut yakni Suku Semende Nasal, Semende Ulu Nasal, Semende Banding Agung, Semende Muara Sahung, Semende Kaur Tanjung Agung, Marga Sambat, dan Suku Kaur Nasal.

"Pemerintah masih mengabaikan hak-hak masyarakat adat, terutama hak tenurial yang menjadi salah satu identitas masyarakat adat itu sendiri," katanya.

Selain hak tenurial dan hak ulayat, pada kongres ke-IV itu juga akan dibahas berbagai isu strategis antara lain partisipasi masyarakat adat dalam politik, perempuan adat dan pengambilan keputusan, masyarakat adat dan mitigasi perubahan iklim serta masyarakat adat dan kedaulatan atas pangan.

Kongres ke-IV itu juga untuk melihat dan menilai kembali seluruh kinerja serta capaian-capaian maupun hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam lima tahun perjalanan AMAN. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012