Bengkulu,  (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu memprediksikan daerah tersebut akan mengalami deflasi pada bulan Agustus 2014.

"Pada Juli ini, terjadi inflasi yang cukup tinggi di Bengkulu, namun pada Agustus angka ini akan kembali turun, atau biasa kita sebut dengan deflasi," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Bengkulu, Azhar Achlusyani, di Bengkulu, Rabu.

Menurut dia, angka inflasi pada bulan Agustus, kembali akan mencapai angka inflasi, seperti bulan Juni, yakni sebesar 0,38 persen.

"Pada Juli, inflasi Bengkulu mencapai 2,92 persen, angka ini tercatat menjadi salah satu inflasi daerah tertinggi se-Indonesia," kata dia.

Oleh karena itu, Azhar mengatakan, pihaknya sebagai fasilitator tim pemantauan dan pengendalian inflasi daerah (TPID), langsung menggelar rapat koordinasi untuk merumuskan kebijakan yang tepat guna mengendalikan inflasi Bengkulu.

"Sehari setelah perayaan HUT ke-69 RI , pada (18/8) kami langsung menggelar rapat koordinasi, di sana kita menyamakan pemahaman terkait kondisi ekonomi kekinian Bengkulu, sehingga diharapkan bisa menghasilkan kebijakan yang tepat untuk mengendalikan inflasi daerah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dodi Herlando, mengatakan,daerah itu pada Juli 2014 mengalami inflasi hingga 2,92 persen.

Dia mengungkapkan inflasi tersebut itu terjadi pada semua kelompok, baik makanan, sandang kesehatan pendidikan maupun transportasi.

"Untuk kelompok bahan makanan tercatat inflasi sebesar 3,14 persen, sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 3,35 persen," kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, hanya naik 0,73 persen, kelompok sandang tercatat inflasi sebesar 2,14 persen.

Untuk kelompok kesehatan inflasi sebesar 0,81 persen, sementara itu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga terdata hingga 4,34 persen.

"Yang tertinggi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, malahan mendekati lima persen, yakni 4,85 persen," ucapnya.

Dodi mengatakan, inflasi pada bulan Juli disebabkan oleh naiknya ongkos angkutan udara, biaya pendidikan di akademi dan perguruan tinggi yang cukup tinggi, serta naiknya harga sejumlah bahan makanan.

"Bahkan ongkos angkutan udara mengalami perubahan harga hingga 60,9 persen, sedangkan biaya pendidikan mengalami perubahan biaya hingga 19,24 persen," katanya.

Sementara itu, harga buah tomat melonjak hingga 70 persen, sementara yang mengalami penurunan harga, yakni gula pasir yang turun hingga 1,15 persen dari harga sebelumnya, minyak goreng turun 0,4 persen, telur ayam ras 0,3 persen serta sabun detergen yang mengalami pengurangan harga 0,2 persen.

"Liburan sekolah, lebaran dan tahun ajaran baru sebagai penyumbang inflasi di Bengkulu," ujarnya.

***2***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014