Pemerintah Provinsi Bengkulu terus melakukan sosialisasi dan menargetkan kasus stunting turun berada di 12,55 persen pada tahun 2024 yang kini masih di angka 22,10 persen.

"Kita terus melakukan evaluasi, kemudian hasil evaluasi dijadikan program maka kebijakan ke depan bisa menimbulkan masalah di kemudian hari, jadi data yang ada itu harus by name by address," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri di Kota Bengkulu, Jumat.
 
Selain itu, melalui program Bangga Kencana bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, angka stunting dan kemiskinan dapat turun pada 2023.
 
Meskipun saat ini Provinsi Bengkulu tidak termasuk ke 12 provinsi lokus stunting di Indonesia, namun pihaknya terus berupaya menurunkan angka stunting di Bengkulu.
 
"Kasus stunting di Bengkulu sebenarnya masih terbilang rendah, namun kerja bersama antara dinas terkait harus terus dilakukan dan jangan sampai kita lengah dalam menangani kondisi tersebut," ujarnya.
 
Saat ini Pemprov dan BKKBN Bengkulu terus melakukan validitas data untuk penanganan stunting guna mendukung arah kebijakan dan strategi operasional pada 2023.
 
Kata dia, melalui Program Bangga Kencana dapat memberikan dampak terhadap perbaikan ataupun target ke depan guna menekan kasus stunting di Bengkulu.
 
Sebab, melalui program bangga kencana dapat berhubungan dengan remaja dan upaya percepatan penurunan stunting guna menyadari serta memutus mata rantai stunting pada remaja di Bengkulu.
 
Penerapan program bangga kencana dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting di Indonesia.
 
Sebelumnya, Pemprov Bengkulu menjadikan Kabupaten Seluma sebagai Desa Lokasi Fokus (Lokus) dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Bengkulu.
 
Hal tersebut dilakukan sebab angka prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu saat ini berada di angka 22,1 persen dan untuk Kabupaten Seluma sekitar 24,7 persen.
 
Berdasarkan hasil pendataan EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada Agustus 2022 ditemukan sekitar balita stunting 560 balita atau 4,2 persen, 191 balita wasting atau 1,44 persen dan 433 balita underweight atau sekitar 3,24 persen dari sasaran balita sekitar 13.224 balita.
 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022