Mukomuko (Antara) - Pejabat Bidang Perkebunan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mempertanyakan penyebab perbedaan harga tandan buah segar kelapa sawit yang ditetapkan oleh tim penentu harga komoditi itu dengan di pabrik.

"Kami akan tanyakan ke pabrik kenapa harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dengan harga resmi yang ditetapkan oleh tim penentu harga TBS kelapa sawit di Provinsi Bengkulu berbeda," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat, di Mukomuko, Kamis.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil rapat tim penentu harga TBS kelapa sawit Provinsi Bengkulu pada periode kedua bulan Agutus 2014 harga TBS kelapa sawit rata-rata di pabrik sebesar Rp1.312 per kilogram.

Akan tetapi, kata dia, kenyataannya harga TBS kelapa sawit di tingkat pabrik di daerah itu berkisar antara Rp1.050 hingga Rp1.100 per kilogram.

Menurut dia, pihaknya juga bingung kenapa bisa terjadi perbedaan harga TBS kelapa sawit tersebut padahal yang ikut dalam rapat tim penentu harga TBS kelapa sawit itu termasuk pihak pabrik sendiri.

"Kami mau cari tahu dimana letak tidak pasnya harga tersebut, agar lebih jelas," ujarnya.

Dikatakannya, seharusnya kalau pengusaha pabrik ikut dalam rapat tersebut dan tidak setuju dengan harga TBS kelapa sawit yang ditetapkan tim, bisa mengajukan keberatan dengan alasan-alasan.

Tetapi, lanjutnya, kenyataannya tidak, semuanya setuju dengan harga tersebut.

Ia menerangkan, pihaknya tidak mau menuding sepihak terkait masalah perbedaan harga ini. Masalah ini perlu dicari tahu penyebabnya sehinga dapat dicarikan solusinya.

"Kalau memang pihak pabrik punya alasan kenapa mereka membeli TBS kelapa sawit kami bisa sampaikan itu ke tim penentu harga TBS sawit," ujarnya.

Karena, menurut dia, belum lama ini dari keterangan beberapa pihak pabrik ada yang mengeluhkan 
banyak TBS kelapa sawit petani belum matang dan ada juga yang kelewat matang, sehingga mempengaruhi tingkat rendeman.

"Seperti misalnya di manajemen PT Alno dibuat pusing karena kadar asam naik sedangkan rendemen turun," ujarnya lagi.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014