Bengkulu,  (ANTARA Bengkulu) - Sejumlah mahasiswa, Rabu, menggelar aksi cukur kepala di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Bengkulu sebagai tanda sukacita atas eksekusi Gubernur Bengkulu (nonaktif) Agusrin Najamudin di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta.

"Kami membayar nazar untuk kasus Agusrin yang sudah dieksekusi di LP Cipinang meski masih ada kekecewaan karena eksekusi tidak dilakukan di Bengkulu," kata Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Sony Taurus, yang turut mencukur kepalanya.

Aksi cukur kepala tersebut mendapat perhatian masyarakat yang melintas di depan Kantor Kejati Bengkulu, bahkan menjadi tontonan para staf Kejati.

Mahasiswa lainnya yang mencukur kepala hingga botak, Dadang Syah dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengatakan eksekusi Agusrin merupakan bagian dari perjuangan mahasiswa.

"Selama lima tahun kami turun ke jalan untuk mendesak proses hukum ini, ternyata tidak sia-sia dan cukur kepala ini adalah bagian dari nazar yang harus dibayar," katanya.

Asisten Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Bengkulu Agus Istiqlal mengatakan tindakan mahasiswa itu adalah bentuk apresiasi terhadap kasus Agusrin.

"Apa yang mereka lakukan sah-sah saja, itu bentuk apresiasi dari kejelasan kasus Agusrin," katanya.

Terkait eksekusi yang dilakukan di Jakarta, menurutnya, itu sudah melalui pertimbangan yang matang, terutama masalah keamanan.

Agusrin akhirnya menyerahkan diri ke LP Cipinang pada Selasa (10/4) setelah mengabaikan surat panggilan eksekusi dari Kejaksaan Tinggi Bengkulu sebanyak tiga kali.

Gubernur Bengkulu (nonaktif) itu diijatuhi hukuman di tingkat kasasi dengan empat tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider tiga bulan kurungan, terkait kasus pembukaan rekening tambahan untuk menampung dana bagi hasil PBB/BPHTB Provinsi Bengkulu sehingga merugikan negara lebih dari Rp20 miliar. (rni)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012