Pemerintah Provinsi Bengkulu membentuk tim penanganan tingkat desa untuk melakukan pendataan dan sosialisasi guna menurunkan kasus stunting di wilayah tersebut hingga 12,55 persen pada 2024.
Untuk mempercepat tim penanganan tersebut, dirinya meminta agar seluruh kabupaten dan kota di Bengkulu untuk ikut membantu secara maksimal tim tersebut.
Pada 2022, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kasus stunting di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,3 persen yang sebelumnya 22,1 persen menjadi 19,8 persen.
Untuk lima wilayah yang membantu menurunkan kasus stunting di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu.
Sedangkan untuk lima wilayah lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kepahiang mengalami peningkatan kasus stunting.
Lanjut Rosjonsyah, dengan naiknya kasus stunting di lima wilayah tersebut, pemerintah provinsi meminta agar pemerintah kabupaten (Pemkab) melakukan studi tiru ke wilayah yang kasus penurunan stunting nya tinggi.
"Seperti Kota Bengkulu, hal tersebut dilakukan agar target penurunan stunting Provinsi Bengkulu sekitar 12,55 persen pada 2024 dapat tercapai," ujarnya.
Deputi bidang KS-PK Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Nopian Andusti mengatakan bahwa penurunan kasus stunting di Provinsi Bengkulu merupakan keberhasilan sinergi antara pemerintah daerah dengan seluruh stakeholder terkait.
Pihaknya juga telah bersinergi dengan Sat Brimob untuk menurunkan kasus stunting melalui layanan kesehatan, memberikan sosialisasi dan layanan terhadap keluarga berencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah di Bengkulu, Jumat, mengatakan dalam tim penanganan stunting tersebut, pihaknya menyediakan pendamping keluarga hingga menyediakan bapak dan ibu asuh.
"Tim penanganan stunting hingga tingkat desa di bentuk untuk membantu menurunkan kasus stunting di Bengkulu," kata dia.
Untuk mempercepat tim penanganan tersebut, dirinya meminta agar seluruh kabupaten dan kota di Bengkulu untuk ikut membantu secara maksimal tim tersebut.
Pada 2022, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kasus stunting di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,3 persen yang sebelumnya 22,1 persen menjadi 19,8 persen.
Untuk lima wilayah yang membantu menurunkan kasus stunting di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu.
Sedangkan untuk lima wilayah lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kepahiang mengalami peningkatan kasus stunting.
Lanjut Rosjonsyah, dengan naiknya kasus stunting di lima wilayah tersebut, pemerintah provinsi meminta agar pemerintah kabupaten (Pemkab) melakukan studi tiru ke wilayah yang kasus penurunan stunting nya tinggi.
"Seperti Kota Bengkulu, hal tersebut dilakukan agar target penurunan stunting Provinsi Bengkulu sekitar 12,55 persen pada 2024 dapat tercapai," ujarnya.
Deputi bidang KS-PK Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Nopian Andusti mengatakan bahwa penurunan kasus stunting di Provinsi Bengkulu merupakan keberhasilan sinergi antara pemerintah daerah dengan seluruh stakeholder terkait.
Pihaknya juga telah bersinergi dengan Sat Brimob untuk menurunkan kasus stunting melalui layanan kesehatan, memberikan sosialisasi dan layanan terhadap keluarga berencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023