Komunitas adat Kutei Lubuk Kembang merupakan satu dari puluhan komunitas adat yang ada di Provinsi Bengkulu. Kutei Lubuk Kembang berada di wilayah Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang berjarak kurang lebih 30 menit dari ibu kota Kabupaten Rejang Lebong.
Kepala Dusun (Kadus) I Desa Lubuk Kembang, Alfian mengatakan, Desa Lubuk Kembang berdiri sejak zaman penjajahan. Dalam bahasa Suku Rejang, desa adalah kutei. Desa Lubuk Kembang terdiri dari tiga dusun dengan luas wilayah desa kurang lebih enam hektare.
Baca juga: AMAN: 300 masyarakat adat se-Indonesia siap hadiri rakernas
"Dahulu ada satu rumah di dekat lubuk dan ada kembangnya. Sejenis bunga teratai. Dari situlah kemudian dijadikan nama Desa Lubuk Kembang," kata Alfian, di Lubuk Kembang, Kamis.
Alfian menyampaikan, saat ini lokasi yang sebelumnya menjadi sejarah Lubuk Kembang tidak lagi menjadi lubuk akibat sedimentasi. Hanya berupa aliran sungai.
"Waktu saya lahir itu masih ada tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Lubuk Kembang kata Alfian, didiami 1.250 jiwa warga, yang keseharian masyarakatnya didominasi petani kopi dan menggarap sawah.
Baca juga: Rejang Lebong lakukan persiapan Rakernas AMAN VII
Alfian menyatakan bangga dengan terpilihnya Kutei Lubuk Kembang sebagai lokasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-VII Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Masyarakat Lubuk Kembang menurut dia sangat mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
"Fasilitas rumah dan pendukung lainnya telah kami siapkan. Masyarakat Lubuk Kembang mendukung kegiatan ini," katanya.
Rakernas ke-VII AMAN diikuti sekira 300 orang masyarakat adat dari seluruh Indonesia yang akan menggelar rapat pada 17 hingga 19 Maret 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kepala Dusun (Kadus) I Desa Lubuk Kembang, Alfian mengatakan, Desa Lubuk Kembang berdiri sejak zaman penjajahan. Dalam bahasa Suku Rejang, desa adalah kutei. Desa Lubuk Kembang terdiri dari tiga dusun dengan luas wilayah desa kurang lebih enam hektare.
Baca juga: AMAN: 300 masyarakat adat se-Indonesia siap hadiri rakernas
"Dahulu ada satu rumah di dekat lubuk dan ada kembangnya. Sejenis bunga teratai. Dari situlah kemudian dijadikan nama Desa Lubuk Kembang," kata Alfian, di Lubuk Kembang, Kamis.
Alfian menyampaikan, saat ini lokasi yang sebelumnya menjadi sejarah Lubuk Kembang tidak lagi menjadi lubuk akibat sedimentasi. Hanya berupa aliran sungai.
"Waktu saya lahir itu masih ada tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Lubuk Kembang kata Alfian, didiami 1.250 jiwa warga, yang keseharian masyarakatnya didominasi petani kopi dan menggarap sawah.
Baca juga: Rejang Lebong lakukan persiapan Rakernas AMAN VII
Alfian menyatakan bangga dengan terpilihnya Kutei Lubuk Kembang sebagai lokasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-VII Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Masyarakat Lubuk Kembang menurut dia sangat mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
"Fasilitas rumah dan pendukung lainnya telah kami siapkan. Masyarakat Lubuk Kembang mendukung kegiatan ini," katanya.
Rakernas ke-VII AMAN diikuti sekira 300 orang masyarakat adat dari seluruh Indonesia yang akan menggelar rapat pada 17 hingga 19 Maret 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023