Bengkulu (Antara) - Pemerintah Provinsi Bengkulu mengungkapkan kondisi daerah itu tetap kondusif setelah pemerintah mengumumkan naiknya harga bahan bakar minyak terhitung mulai, Selasa, 18 November 2014.

"Kita bersyukur di Bengkulu tidak terjadi kepanikan atau melakukan hal-hal di luar konteks kewajaran," kata Wakil Gubernur Bengkulu Sultan B Najamuddin di Bengkulu, Rabu.

Sultan menilai, masyarakat setempat sudah dewasa menanggapi revisi harga BBM tersebut, baik mulai dari isu kenaikan, hingga BBM dijual dengan harga baru.

"Masyarakat berpikir tidak hanya kita saja yang merasakannya, tetapi seluruh Indonesia, toh harganya tidak akan turun lagi, jadi terima saja, pikiran masyarakat seperti ini yang membuat daerah kita kondusif," kata dia.

Aksi protes dan demo yang bisa berdampak negatif terhadap keamanan dan ketertiban daerah, menurutnya juga tidak terjadi di Bengkulu.

"Terpantau belum ada, dan kita harapkan tidak ada, Pemerintah Provinsi Bengkulu merasa bangga dengan masyarakat yang menyikapi kenaikan BBM dengan tindakan positif, bukan negatif," katanya.

Namun jika terjadi aksi protes, kata dia, pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk mengawal demonstrasi tersebut agar tidak berubah menjadi aksi anarki.

"Tetapi kalau Bengkulu tetap kondusif seperti kemarin (18/11), kita yakin dampak kenaikan di daerah kita tidak akan terlalu besar, karena tidak ada kegiatan yang menghambat pembangunan," ucapnya.

Jika pembangunan berjalan lancar, diyakini sektor perekonomian Provinsi Bengkulu akan terus tumbuh positif, sehingga dampak negatif dari kenaikan BBM juga dapat ditekan.

"Pembangunan tersendat, kondisi keamanan dan ketertiban daerah juga tidak baik, hal itu membuat harga barang akan melonjak tinggi, ini yang menyebabkan masyarakat sangat merasakan dampak kenaikan BBM, tetapi kalau daerah kita tetap aman, distribusi barang menjadi lancar, kita yakin kenaikan tidak akan terasa (dampaknya)," ujarnya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014