Bengkulu (Antara) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bengkulu meminta tarif angkutan di daerah itu setidaknya naik sebesar 30 persen karena dampak dari revisi subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Idealnya lebih dari 30 persen, karena angkutan rawan mengalami kerugian kalau tidak dinaikkan, tetapi kita menunggu keputusan final setelah rapat terakhir bersama Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Bengkulu besok (21/11)," kata Ketua Organda Kota Bengkulu Maharyadi di Bengkulu, Kamis.

Dia mengatakan pihaknya tidak mengambil langkah mogok beroperasi seperti yang digelar di daerah lain, akibat belum ditetapkannya harga baru tarif jasa angkutan darat.

"Sampai besok kita tetap beroperasi, tetapi kita lihat dulu seperti apa keputusan besok, kalau tidak mengakomodasi, kemungkinan mogok juga akan kami lakukan," kata dia.

Rapat pembahasan tarif baru angkutan darat di Kota Bengkulu, kata dia tidak hanya dihadiri oleh pihak pengusaha jasa terkait, tetapi juga pengguna jasa tersebut.

"Mahasiswa dan pelajar juga diundang, kita survei kedua belah pihak, sehingga tarif yang ditetapkan benar-benar representatif," katanya.

Sementara itu, salah satu pemilik angkutan kota di daerah itu, Iwan Putra mengatakan, dia mengeluhkan belum adanya kepastian tarif baru angkutan darat.

"Sebenarnya kami sangat merugi dengan kenaikan BBM ini, tarif belum jelas, walaupun sudah ditetapkan tarif baru, pelanggan kami akan berkurang," kata dia.

Menurutnya, pengguna jasa angkutan kota selama ini, kata dia lebih memilih jasa transportasi lainnya yang mudah diakses serta biaya yang dibayarkan lebih murah dari pada menggunakan angkot.

"Bagaimana tidak, jika mereka ke kantor menggunakan angkot harus menghabiskan uang Rp10.000, dengan menggunakan ojek mereka hanya membayar kurang dari harga tersebut, apalagi kalau mereka membeli motor sendiri, mereka bisa lebih hemat, motor sekarang bisa dibawa pulang dengan DP satu jutaan rupiah saja," ujarnya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014