Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Sophie Wulan Tangkudung mengatakan bahwa mengatur jam pulang kerja lebih awal hanyalah solusi sementara untuk mengurangi masalah kemacetan di Jakarta, terutama saat Bulan Ramadhan.

"Sejak pekan pertama Ramadhan, bisa diamati kemacetan terjadi sebelum waktu berbuka puasa. Hal itu terjadi sebagian besar karena range waktu yang sempit antara jam pulang pulang kerja dan waktu berbuka puasa," kata Ellen saat dihubungi Antara pada Kamis.

Ellen mengatakan, tingkat kemacetan di wilayah perkantoran memang bisa dikurangi jika perusahaan melakukan perubahan jam kerja pegawai, misalnya dengan waktu pulang yang lebih cepat agar para pegawai bisa berbuka puasa di rumah. 

"Beberapa kantor menyiasatinya dengan menggeser pola jam kerja,misalnya pulang jam tiga sore" ungkap Ellen seraya menambahkan, "Menurut saya solusi yang dibuat oleh kantor-kantor yang menggeser jam pulang kantornya lebih awal sudah efektif."

Kendati demikian, menggeser jam pulang kerja hanya menjadi solusi sementara saja, karena kemacetan sebenarnya bisa dikurangi secara lebih masif apabila masyarakat beralih ke angkutan umum.

"Namun ada satu solusi klasik yang masih relevan, yakni menggunakan angkutan umum. Pada momen Bulan Ramadhan seperti ini, kereta dan TransJakarta bisa menjadi solusi kemacetan yang efektif," tutup Ellen.

Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya menyebutkan kemacetan selama Ramadhan khususnya menjelang waktu berbuka puasa di DKI Jakarta masih relatif normal.
 
"Masih normal. Karena kan aktivitas saja. Bukan karena ada hambatan. Bukan karena, misalnya yang menghalangi tidak ada," Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman.
 
Latif menjelaskan pihaknya telah berusaha untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta dengan melakukan pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan pada jam macet menjelang buka puasa.
 
"Ya tentu (antisipasi), kita menggelar personel lebih awal. Sudah kita jalankan," katanya.
 

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023