"Untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas (di persimpangan jalan di Jakarta) menjadi 15 hingga 20 persen," kata Heru usai meninjau ruang kontrol Network Operation Centre (NOS) ITS Traffic Light di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa.
Heru mengatakan, teknologi AI ini secara otomatis mengatur lampu rambu lalu lintas dengan menyesuaikan kepadatan kendaraan.
"Jadi itu dihitung kepadatan (kendaraannya). Kalau yang padat (lampu merah) ke hijaunya dipercepat. Yang kosong maka lampunya dimerahin," ujar Heru.
Adapun pemilihan lokasi yang dipasang teknologi AI, kata Heru dengan mempertimbangkan kondisi kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang terjadi. Seperti Daan Mogot, Pancoran, Kuningan, Gunung Sahari, Gatot Subroto.
Selain itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo juga menyebut bahwa pemanfaatan teknologi AI yang sudah berjalan selama tiga bulan sejak April 2023, terpantau efektif mengurangi antrean kendaraan di sekitar 20 persimpangan.
Tahun ini, kata Syafrin pihaknya akan menambah 40 simpang lagi yang akan dipasang penerapan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sebagai upaya mengurangi kemacetan di DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan anggaran dari penambahan 40 teknologi AI tersebut sekitar Rp130 miliar.
"Target kami tahun ini bisa menurunkan hingga 48 persen untuk kepadatan lalu lintas di Jakarta. Dengan hasil 20 simpang terpantau penurunan tingkat kepadatan itu di angka hampir 20 persen, kami optimis itu bisa dicapai," ujar Syafrin.