Bengkulu (Antara) - Gubernur Provinsi Bengkulu Junaidi Hamsyah, mengatakan, baru 20 persen potensi perairan provinsi itu yang tergarap oleh daerah.

"80 persen dari kekayaan laut Bengkulu belum tergarap, banyak potensi yang belum dikelola secara maksimal," kata dia di Bengkulu, Kamis.

Menurut gubernur, hal tersebut disebabkan oleh minimnya dukungan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan serta sektor kemaritiman lainnya.

"Perlu ada perbaikan Pelabuhan Pulau Baai, penguatan dan pemberdayaan masyarakat nelayan. Seperti saat ini, kapal kapasitas besar terkendala berlabuh di Pulau Baai," katanya.

Kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke provinsi tersebut, menurut dia, diharapkan menjadi langkah awal percepatan pembangunan sektor maritim di Bengkulu.

"Presiden langsung melihat kondisi laut kita, potensi di sini sangat besar, dan saya juga sudah menyampaikan prioritas pembangunan di Provinsi Bengkulu kepada presiden," ucapnya.

Gubernur mengatakan, Bengkulu, memiliki perairan potensial yang terbentang sepanjang 525 kilometer, tujuh dari sepuluh kabupaten dan kota di provinsi tersebut berbatasan langsung dengan laut.

"Hanya tiga provinsi kita yang tidak menghadap ke laut, kita memiliki kekayaan sumber daya yang besar, destinasi wisata potensial, serta juga bisa menjadi jalur transportasi laut," kata Junaidi.

Pada saat kunjungan ke Bengkulu, Rabu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, mengungkapkan akan menindaklanjuti harapan pembangunan Provinsi Bengkulu seperti yang telah disampaikan oleh gubernur setempat.

"Nanti akan kita kejar setelah pulang dari sini (Bengkulu), masalah di daerah dan provinsi kelihatan setelah kita turun ke bawah," ujar presiden. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014