Bengkulu (Antara) - Pimpinan Mahfud MD (MMD) Inisiatif Provinsi Bengkulu mengungkapkan, sebenarnya kekayaan yang belum tergarap di daerah itu dan memiliki potensi yang sangat besar, salah satunya yakni budidaya udang.

"Bengkulu punya keterbatasan dalam mengelola daratan karena sebagian besar merupakan hutan lindung, seharusnya potensi lautnya yang dimaksimalkan, laut itu dibawa ke daratan menjadi tambak udang," kata Ketua Dewan Pembina MMD Initiative Provinsi Bengkulu, Ridwan Mukti, Sabtu

Dia mengatakan, sepanjang 525 kilometer laut Bengkulu terbentang, hanya sebagian kecil di daerah Kabupaten Bengkulu tengah yang dimanfaatkan sebagai daerah tambak udang.

"Udang sangat berpotensi, dan banyak permintaan dari negara lain, mengapa udang yang ada di Bengkulu tidak begitu laku, karena untuk ekspor membutuhkan komoditas dengan kuantitas yang besar, sementara di sini hanya sedikit hasil dari budidaya udang," kata dia.

Sementara untuk udang Bengkulu, menurutnya, provinsi tersebut tidak kalah dari sisi kualitas dibandingkan dengan provinsi lain, terutama provinsi di Pulau Jawa yang sudah lama membudidayakan udang tambak.

"Kalau sepanjang pantai Bengkulu, dari Kabupaten Kaur hingga Mukomuko memberdayakan tambak udang, maka industri pengolahan udang segar untuk diekspor juga akan tumbuh di sini, karena kuantitas hasil udang sudah melimpah, udang Bengkulu tidak harus di kirim ke Lampung atau Jakarta untuk dibersihkan dan di ekspor ke negara lain seperti Jepang," katanya.

Dari petani tambak, industri pengolahan, sampai sektor ekspor Provinsi Bengkulu dapat digiatkan, sehingga menjadi peluang besar untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

Selain itu, dia juga mengungkapkan daerah itu juga berpotensi menjadi poros maritim Indonesia karena dukungan luas dan kekayaan laut yang terkandung di Bengkulu.

"Bapak Jokowi sudah mengikrarkan Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, dan sudah seharusnya Provinsi Bengkulu menjadi poros maritim Indonesia, karena sektor pendukung untuk merealisasikan hal tersebut, kita punya lengkap, sekarang tergantung bagaimana pemerintah provinsi ini merealisasikannya," ucapnya.

Di pesisir barat pulau Sumatera, kata dia, hanya ada dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu, dan Teluk Bayur di Sumatera Barat, sementara jalur barat pantai Sumatera dapat dimanfaatkan sebagai jalur transportasi laut.

"Kondisi dan sedikitnya jumlah pelabuhan menjadi tidak menarik bagi jalur transportasi kapal, dan lebih memilih melewati bagian timur pesisir Sumatera, sementara di sana sudah padat dan rentan terjadi kecelakaan," ujarnya.

Menurut Ridwan, masih "hangatnya" kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bengkulu pada 26/11 lalu, jangan berlalu begitu saja, tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah daerah. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014