Palu (Antara) - Para pedagang bambu untuk nasi jahe beberapa hari menjelang Natal 25 Desember 2014 mulai bermunculan di sudut Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.
Mereka semua berasal dari Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Marthen (46), seorang penjual bambu di Palu, Selasa, membenarkan rata-rata yang berjualan bambu berasal dari Kecamatan Palolo.
"Saya sendiri dari Desa Berdikari, Kecamatan Palolo," katanya.
Ia bersama beberapa teman sudah ada di Palu sejak tiga hari lalu.
Kedatangan mereka ke Palu untuk menjual bambu dan kebutuhan lainnya.
Setiap menjelang Natal dan Tahun Baru, ia bersama teman-temannya menjual bambu untuk keperluan membuat nasi jahe.
Hal senada juga disampaikan Ny Rini (45). Pedagang asal Desa Sejahtera itu juga mengatakan, selain menjual bambu juga beberapa kebutuhan lain seperti daun pisang, sayur pangi, daun ubi kayu dan cabai.
Harga bambu nasi jahe dijual Rp1.500,00/ruas. Sementara bambu untuk sayur dan daging Rp3.000,00/ruas.
Sayur daun ubi Rp1.000,00/ikat, daun pangi Rp1.500,00/ikat dan cabai Rp120.000,00/kg.
Bahan baku pembuatan nasi jahe terdiri atas beras pulut, santan kelapa, bawang merah, jahe dan daun pandan.
Cara pembuatannya pertama beras direndam beberapa saat lalu dicuci bersih kemudian siapkan bambu yang telah diisi daun pisang sebagai pembungkus nasi jahe dalam bambu.
Setelah itu, jahe, bawang merah dan daun pandang yang telah dihaluskan, semuanya dimasukan ke dalam santaN kelapa dan diberi garam secukupnya.
Lalu selanjutnya, beras dan santan kelapa dimasukan ke dalam bambu. Setelah itu bambu dibakar jangan sampai hangus.
Makanan ini merupakan kuliner khas Natal dan Tahun Baru.
Bagi masyarakat kristiani, jika tidak membuat nasi jahe, sepertinya perayaan Natal dan Tahun Baru tidak lengkap.
Kuliner nasi jahe sangat diminati untuk semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa di daerah itu. "Apalagi jika nasi jahe dimakan dengan kari ayam, rasanya mantap," kata Ny Tin. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014